Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada perdagangan hari ini, Selasa (23/4/2024). Penguatan IHSG terjadi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak gugatan paslon 01 dan 03 dalam Perselisihan Hasil Pemilu (PHPU).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka melesat 0,58% ke posisi 7.114 setelah sebelumnya ditutup di level 7.073. Selama satu menit perdagangan indeks bergerak di rentang 7.102 hingga 7.117.
Sebanyak 129 saham naik, 48 saham turun dan 155 saham masih stagnan pagi ini. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.733,45 triliun dengan 288,63 juta saham beredar dan nilai transaksi Rp215,65 miliar.
Pada perdagangan pagi ini, mayoritas indeks sektoral bergerak hijau kecuali sektor infrastruktur yang mengalami pelemahan 0,15%.
Sektor konsumer siklikal dan konsumer non siklikal naik masing-masing 0,20% dan 0,43%. Kemudian sektor finance menguat 0,83%, energi naik 0,57%, properti menguat 0,26%, basic materials naik 0,38%, transportasi menguat 0,13%, industrial menguat 0,10%, teknologi melesat 0,94% dan kesehatan naik 0,52%.
Saham-saham yang tercatat dalam jajaran top gainers adalah PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) naik 34,15% ke Rp220 per saham, PT Golden Flower Tbk. (POLU) melesat 18,64% ke Rp560 per saham dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang naik 3,53% ke level Rp88 per saham.
Baca Juga
Sementara saham yang turun paling dalam adalah PT Multi Hana Kreasindo Tbk. (MHKI) yang melemah 17,65% ke level Rp252 per saham disusul saham PT Sumber Energi Andalan Tbk. (ITMA) dengan posisi Rp750 per saham atau turun 17,13%.
Sebelumnya Tim Analis Phintraco Sekuritas menyebutkan IHSG berpeluang mencatatkan rebound lanjutan di Selasa (23/4/2024). Potensi rebound IHSG berada di kisaran 7.100.
Dari dalam negeri, keputusan MK diharapkan memberikan kepastian atau mengurangi uncertainty risk dari Pemilu di Indonesia. Kondisi tersebut berpotensi meredam capital outflow dari Pasar Modal Indonesia dalam jangka pendek.
Masih dari dalam negeri, sentimen positif juga berasal dari realisasi surplus Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) sebesar US$4,47 miliar di Maret 2024. Kinerja tersebut sejalan dengan realisasi penurunan nilai ekspor sebesar 4,19% yoy di Maret 2024 yang lebih baik dari penurunan sebesar 9,60% yoy di Februari 2024.
Dari eksternal, pasar mengantisipasi realisasi indeks sektor jasa di Euro Area, Jerman, Inggris dan AS DI April 2024. Mayoritas menunjukan perbaikan meski tidak terlalu signifikan dibanding periode sebelumnya.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.