Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pefindo Tegaskan Rating idA+ untuk Summarecon (SMRA)

Peringkat idA+ mencerminkan kuatnya posisi bisnis Summarecon (SMRA) di industri properti, dengan kualitas aset dan pendapatan berulang yang baik.
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com
Sebuah bus anterjemput melintas di tengara (landmark) kawasan Summarecon Bekasi./summarecon.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat idA+ kepada emiten properti PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan obligasi yang beredar.  

Dalam keterangan resminya, Pefindo menyatakan bahwa peringkat tersebut mencerminkan kuatnya posisi bisnis Summarecon di industri properti, dengan kualitas aset dan pendapatan berulang atau recurring income yang baik. 

Kendati demikian peringkat tersebut dibatasi oleh risiko proyek di wilayah baru dan paparan terhadap kondisi makroekonomi. Pefindo menyatakan, peringkat dapat naik jika SMRA mampu mempertahankan kinerja marketing sales dan pendapatan berulang lebih kuat. 

“Sehingga memberikan visibilitas pendapatan yang lebih kuat, diikuti dengan profil keuangan yang lebih baik,” tulis keterangan Pefindo dikutip pada Kamis (18/4/2024). 

Di sisi lain, peringkat SMRA bisa saja turun apabila perseroan meraih marketing sales lebih rendah secara signifikan serta melambatnya progres konstruksi dari perkiraan, yang akhirnya mengakibatkan kinerja pendapatan jauh di bawah target.

“Peringkat juga mungkin berada di bawah tekanan jika perusahaan menambah utang secara signifikan lebih tinggi dari yang diproyeksikan, sehingga mengakibatkan profil keuangan menjadi lebih agresif,” tulis Pefindo.

SMRA diketahui bergerak dalam bisnis properti yang terbagi dalam tiga divisi, yakni pengembangan properti, properti investasi dan rekreasi serta hospitality. Proyek properti SMRA utamanya berada di Kelapa Gading, Serpong, Bekasi, Bandung, Karawang, hingga Makassar. 

Per akhir 31 Desember 2023, pemegang saham SMRA adalah PT Semarop Agung yang menggenggam kepemilikan 33,83% saham, Harto Djojo Nagaria dengan persentase 0,13%, Liliawati Rahardjo sebanyak 1,5%, dan sisinya digenggam publik. 

Sepanjang tahun lalu, SMRA membukukan pendapatan usaha Rp6,65 triliun atau meningkat 16,42% year-on-year (YoY). Capaian pendapatan SMRA ditopang oleh segmen pengembang properti yang mencapai Rp4,04 triliun, naik dari tahun sebelumnya yakni Rp3,52 triliun. 

Adapun beban pokok penjualan SMRA ikut meningkat 21,31% YoY menjadi Rp3,29 triliun pada 2023. Alhasil, perseroan mencatatkan laba kotor sebesar Rp3,35 triliun sepanjang 2023 atau tumbuh 11,99% dibandingkan dengan 2022. 

Setelah diakumulasikan dengan pendapatan dan beban lainnya, SMRA mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp765,96 miliar atau meningkat 22,48% YoY. Laba per saham juga ikut naik dari Rp46,4 menjadi Rp37,88.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper