Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya membeberkan kisi-kisi pembukaan gembok saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA). Langkah ini menyusul penetapan harga teoritis saham perseroan usai rights issue
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menjelaskan dasar suspensi saham WIKA di seluruh pasar pada 18 Desember 2023 disebabkan oleh penundaan pembayaran pokok Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap I Tahun 2020 Seri A.
Terkait hal itu, kata Nyoman, WIKA telah menggelar Rapat Umum Pemegang Sukuk (RUPSU) sebanyak tiga kali, yakni pada 20 Oktober 2023, 30 November 2023, dan 31 Januari 2024.
Namun, ketiga rapat tersebut gagal mencapai kata sepakat perihal usulan pemenuhan kewajiban pembayaran kembali dana sukuk mudharabah. Alhasil, emiten BUMN karya ini kembali menggelar RUPSU keempat pada 3 April 2024.
RUPSU keempat pun menuai hasil. Para pemegang sukuk menyetujui usulan perseroan untuk memenuhi kewajiban pembayaran kembali dana sukuk sebesar Rp184 miliar, termasuk pembayaran kompensasi kerugian akibat keterlambatan bayar.
“Pembayaran disetujui akan dilakukan oleh perseroan melalui agen pembayaran pada tanggal 29 April 2024. Selanjutnya, Bursa tetap memonitor pemenuhan kewajiban oleh perseroan,” ujarnya kepada awak media, Rabu (17/4/2024).
Baca Juga
Nyoman menambahkan sesuai ketentuan terkait suspensi efek, BEI dapat mencabut suspensi saham jika WIKA memenuhi kewajiban atas hal-hal yang menjadi dasar dari pengenaan sanksi.
Pada hari ini, BEI juga telah menetapkan harga teoritis saham WIKA sebesar Rp204 per lembar. Keputusan tersebut dirilis usai perseroan menggelar perdagangan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau cum-right.
Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Pande Made Kusuma Ari, mengatakan harga saham WIKA pada saat akhir cum-right di pasar reguler pada Selasa (16/4) bercokol di level Rp240. Dengan demikian harga teoritis ditetapkan sebesar Rp204.
Adapun penetapan harga teoritis berdasarkan pada rasio HMETD perseroan yakni 100.000.000:521.981.761 dengan harga pelaksanaan Rp197 per saham.
“Harga teoritis saham WIKA yang dicantumkan di JATS untuk pasar reguler dan pasar negosiasi pada tanggal 17 April 2024 disesuaikan dengan fraksi harga menjadi Rp204,” ujar Made Kusuma dalam surat pengumuman BEI, dikutip Rabu (17/4/2024).
Berdasarkan prospektusnya, WIKA diketahui menawarkan sebanyak 46,81 miliar saham baru seri B dengan nominal Rp100 per saham. Sementara itu, harga pelaksanaan ditetapkan sebesar Rp197 per saham atau mewakili 83,92% dari modal ditempatkan.
Aksi tambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) II atau rights issue ini merupakan pintu masuk Penyertaan Modal Negara (PMN) Rp6 triliun.
Menyitir indikasi jadwal yang dirilis perseroan, tanggal mulai perdagangan saham tanpa HMETD atau ex-right di pasar reguler dan negosiasi jatuh pada Rabu (17/4), sementara di pasar tunai diagendakan pada 19 April mendatang.
Selain itu, rights issue akan diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan di luar bursa selama lima hari kerja, mulai 22 April – 26 April 2024. Adapun pencatatan saham baru seri B hasil pelaksanaan HMETD akan dilakukan pada 22 April.