Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara Grup Sinarmas PT Golden Energy Mines Tbk. (GEMS) mencetak penurunan pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2023. GEMS membukukan laba bersih setara Rp8,2 triliun pada tahun lalu.
Dalam laporan keuangannya, GEMS mencatatkan pendapatan usaha sebesar US$2,90 miliar sepanjang tahun 2023, atau setara Rp46,2 triliun (kurs Jisdor BI Rp15.934 per dolar AS). Pendapatan ini turun tipis 0,62% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar US$2,91 miliar.
Pendapatan GEMS didorong oleh penjualan luar negeri sebesar 67% atau US$2,03 miliar, dan penjualan dalam negeri sebesar 33% atau US$871 juta. Sementara itu, berdasarkan pelanggannya, penjualan ini ditujukan ke pihak ketiga sebesar US$2,66 miliar, dan pihak berelasi sebesar US$239 juta.
Berdasarkan geografisnya, GEMS mencatatkan 33% penjualan di Indonesia, 41% penjualan ke China, 18% ke India, dan sisanya 8% ke negara-negara lainnya.
Meski pendapatan turun, beban pokok penjualan GEMS meningkat 9,36% menjadi US$1,75 miliar, dari sebelumnya US$1,6 miliar pada 2022.
Meningkatnya beban pokok ini membuat laba kotor GEMS turun menjadi US$1,14 miliar, dari US$1,31 miliar di 2022. Laba kotor ini turun 12,81% secara tahunan atau year on year.
Baca Juga
GEMS pun mencatatkan penurunan laba bersih 23,81% sepanjang tahun 2023. Laba bersih GEMS pada 2023 adalah sebesar US$518,3 juta atau setara Rp8,2 triliun, dari tahun 2022 yang sebesar US$680,3 juta.
Corporate Secretary Golden Energy Mines Sudin menuturkan sepanjang tahun 2023 GEMS mencatatkan produksi sebesar 42 juta ton batu bara. Di tahun ini, kata dia, GEMS menargetkan produksi batu bara sebesar 50 juta ton.
"Semoga target tercapai di tahun ini, produksi 50 juta ton untuk 2024," kata Sudin.
Adapun hingga akhir Desember 2023, GEMS mencatatkan jumlah aset sebesar US$1,31 miliar, naik dari akhir Desember 2022 yang sebesar US$1,12 miliar.
Jumlah liabilitas GEMS juga naik menjadi US$648,9 juta di akhir 2023, dari US$570,8 juta di akhir tahun 2022. Begitu pula dengan total ekuitas yang naik menjadi sebesar US$663,1 juta pada tahun 2023, dari US$558,2 juta pada 2022.