Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTBA Gelar RUPS 8 Mei, Ini Bocoran Dividennya

PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan menggelar RUPST 2023 pada 8 Mei 2024 yang diharapkan memberikan kepastian dividen.
Annisa Kurniasari Saumi, Hafiyyan
Senin, 1 April 2024 | 15:21
Dari kiri ke kanan: Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, Direktur PTBA Farida Thamrin, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, dan Direktur PTBA Suhedi dalam konferensi pers kinerja PTBA tahun 2023 di Jakarta, Jumat (8/3/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.
Dari kiri ke kanan: Corporate Secretary PTBA Niko Chandra, Direktur PTBA Farida Thamrin, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, dan Direktur PTBA Suhedi dalam konferensi pers kinerja PTBA tahun 2023 di Jakarta, Jumat (8/3/2024). JIBI/Annisa Kurniasari Saumi.

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten batu bara, PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2023 pada bulan depan. Investor tentunya berharap ada keputusan perihal pembagian dividen dari laba bersih.

Pada tahun buku 2022 dengan kondisi harga batu bara yang naik tinggi, PTBA membagikan dividen terbesar selama 5 tahun terakhir sejumlah Rp7,9 triliun atau Rp688,52 per saham. Dividend payout ratio PTBA pun sebesar 100% pada tahun lalu. 

Dengan peningkatan drastis tersebut, dividen yield PTBA pada 2022 juga melonjak tajam menjadi 24,24%. Dividend yield ini menjadi dividend yield terbesar PTBA sejak 2020.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (1/4/2024), PTBA mengumumkan akan menggelar RUPS tahun buku 2023 pada Rabu, 8 Mei 2024. Pemanggilan akan dilakukan pada 16 April 2024. Pemegang saham yang berhak hadir dan memberikan suara dalam RUPS ialah yang terdaftar per Jumat, 5 April 2024.

Direktur Utama PTBA Arsal Ismail mengatakan bocoran dividen PTBA dapat dilihat secara historis. Menurutnya, PTBA tidak pernah absen memberikan dividen ke pemegang sahamnya. Arsal melanjutkan, keputusan besaran dividen PTBA ada di tangan pemerintah.

"Dividen ini memang keputusannya ada di ranah pemegang saham. Kami enggak bisa memutuskan berapa persen," kata Arsal dalam konferensi pers kinerja tahun 2023 PTBA, di Jakarta, Jumat (8/3/2024). 

Dengan data historis tersebut, dia berharap PTBA selalu memperhatikan atau mendengarkan apa yang diharapkan dari pemegang saham. 

Apabila melihat data historisnya, besaran dividen PTBA tercatat naik dan turun sejak tahun 2020. Pada tahun 2020 misalnya, PTBA membagikan dividen senilai Rp326,4% yang sebesar Rp3,65 triliun. 

Dividen payout ratio PTBA pada tahun itu juga terbilang cukup besar, yakni 90%. Apabila dibandingkan dengan harga pembukaan sahamnya saat ini sebesar Rp2.840 per saham, maka yield dari dividen PTBA di tahun 2020 adalah sebesar 11,49%.

Dividend yield merupakan tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai ke pemegang saham. Menghitung dividend yield bisa dilakukan investor dengan membagi dividen per saham dengan harga per saham sebuah emiten. 

Kemudian pada tahun 2021, besaran dividen yang dibagikan PTBA turun menjadi Rp74,69 per saham. Jumlah dividen yang dibagi juga berkurang menjadi Rp835,3 miliar, dengan dividend payout ratio sebesar 35%.

Berkurangnya jumlah dividen tersebut, membuat dividend yield PTBA juga ikut turun menjadi 2,63% pada tahun 2021. Dividen ini menjadi dividen terendah yang dibagikan PTBA dalam lima tahun terakhir. 

Kinerja PTBA 2023

PTBA membukukan penurunan kinerja pada 2023. Laba bersih PTBA tercatat Rp6,10 triliun pada 2023 dan pendapatan Rp38,48 triliun.

Dalam laporan keuangan 2023, PTBA mencatatkan laba bersih sebesar Rp6,10 triliun. Laba bersih ini turun 51,42% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp12,56 triliun.

Dari sisi pendapatan, PTBA membukukan Rp34,48 triliun pada 2023. Pendapatan PTBA turun 9,75% dari Rp42,64 triliun pada 2022.

Pendapatan PTBA terutama dari penjualan batu bara senilai Rp37,97 triliun pada 2023, turun dari Rp42,09 triliun pada tahun sebelumnya. PTBA juga mencatatkan Rp516,83 miliar dari pendapatan lain, yang mencakup penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, jasa kesehatan rumah sakit, dan jasa sewa.

PTBA mencatatkan beban pokok pendapatan naik menjadi Rp29,33 triliun pada 2023 dibandingkan Rp24,68 triliun pada 2022. Laba bruto pun anjlok menjadi Rp9,15 triliun dari sebelumnya Rp17,96 triliun, yang kemudian berlanjut pada penurunan laba bersih.

Jika ditelisik lebih jauh, penambahan beban pokok pendapatan pada 2023 berasal dari jasa penambangan Rp11,10 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp9,57 triliun, jasa angkutan kereta api Rp7,95 triliun dari sebelumnya Rp6,69 triliun, dan royalti ke pemerintah Rp4,44 triliun dari sebelunya Rp3,80 triliun.

Dari sisi kas, PTBA mendapatkan kas bersih dari aktivitas operasi Rp3,10 triliun pada 2023, turun dari Rp12,52 triliun pada 2022. Kas dan setara kas akhir tahun merosot menjadi Rp4,13 triliun dari sebelumnya Rp7,03 triliun.

PTBA mencatatkan total aset Rp38,76 triliun pada 2023 dari Rp45,35 triliun pada 2022. Aset pada 2023 berasal dari ekuitas Rp21,56 triliun dan liabilitas Rp17,20 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper