Bisnis.com, JAKARTA – Keberlanjutan proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, tampaknya akan menjadi sandaran kinerja dua emiten semen yakni PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) pada 2024.
Keberlanjutan proyek IKN Nusantara semakin jelas setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sebagai pemenang Pilpres 2024 dengan raihan suara sebanyak 96,21 juta suara.
Prabowo-Gibran memang berkomitmen melanjutkan pembangunan IKN Nusantara agar menciptakan pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa. Hal itu tertuang dalam dokumen Visi Misi Indonesia Maju 2024 yang berisikan sederet program prioritas dari keduanya.
Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengatakan prospek kinerja INTP dan SMGR pada tahun ini akan menikmati katalis positif dari peningkatan konsumsi semen domestik sebesar 2% - 3% year-on-year (YoY).
“Hal ini sehubungan dengan adanya potensi pengembangan IKN dan fasilitas lainnya. Keduanya pasti akan mendapatkan benefit dari adanya kenaikan permintaan semen domestik” ujar Nafan saat dihubungi Bisnis pada Jumat (22/3/2024).
Sepanjang tahun lalu, baik INTP maupun SMGR, juga mengakui bahwa proyek IKN memberikan kontribusi terhadap kinerja penjualan semen perseroan.
SMGR, misalnya, membukukan volume penjualan semen sebanyak 40,62 juta ton pada 2023 karena ditopang penjualan semen curah domestik yang tumbuh 17,3% YoY. Kenaikan penjualan domestik didorong keterlibatan perseroan dalam pembangunan infrastruktur IKN.
Sementara itu, INTP melaporkan penjualan semen di Kalimantan mencapai 1,1 juta ton pada 2023 atau naik 13% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut didorong oleh penjualan semen untuk pembangunan IKN Nusantara.
Dihubungi terpisah, Tim Riset Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer memandang permintaan semen domestik akan meningkat 65,6 juta ton pada 2024. Kenaikan ini akan didorong oleh permintaan dari proyek IKN, khususnya semen curah untuk pembangunan skala besar.
Selain IKN, prospek emiten semen turut didukung oleh peningkatan anggaran infrastruktur pemerintah, kembalinya angka pertumbuhan ekonomi ke era sebelum pandemi, serta angka inflasi yang stabil sehingga menurunkan tingkat suku bunga dalam jangka pendek.
“Meski begitu, pada awal tahun ini, kami menilai akan ada sedikit pelemahan dari sisi permintaan semen domestik karena masih tingginya tingkat curah hujan di berbagai wilayah Indonesia,” tutur Miftahul kepada Bisnis.
Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah meningkatnya skala konflik antara Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina. Menurut Miftahul, eskalasi ketegangan ini berpotensi menaikkan harga energi dan komoditas sehingga mengusik pertumbuhan ekonomi global ataupun nasional.
Kiwoom Sekuritas menyematkan rekomendasi akumulasi untuk INTP dengan target awal di angka Rp9.000, sedangkan SMGR direkomendasikan trading buy dengan target harga Rp6.000.
Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memberikan rekomendasi akumulasi baik untuk saham INTP maupun SMGR dengan target harga masing-masing Rp9.500 dan Rp6.225.
Dari lantai bursa, hingga akhir perdagangan Jumat (22/3), saham INTP bertengger di level Rp8.600 per lembar atau mencerminkan penurunan 8,51% year-to-date (YtD). Di sisi lain, saham SMGR berada di posisi Rp5.800 atau turun 9,38% YtD.
----------------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.