Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garudafood (GOOD) Bidik Peluang di Industri Makanan Bayi

Garudafood (GOOD) berencana menambah kegiatan usaha ke sektor industri makanan bayi guna meningkatkan kinerja pendapatan dan laba ke depan.
Garudafood (GOOD) berencana menambah kegiatan usaha ke sektor industri makanan bayi guna meningkatkan kinerja pendapatan dan laba ke depan./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Garudafood (GOOD) berencana menambah kegiatan usaha ke sektor industri makanan bayi guna meningkatkan kinerja pendapatan dan laba ke depan./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (GOOD) berencana melebarkan sayap usahanya dengan memproduksi dan menjual produk makanan bayi.

Dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen GOOD melihat adanya peluang besar di industri makanan bayi. Untuk itu, perseroan akan menambah kegiatan usaha di industri tersebut guna meningkatkan kinerja ke depan.

“Perseroan telah menghitung dengan saksama atas peluang usaha yang dapat dijalankan secara berkelanjutan, dan perseroan berkeyakinan mampu memanfaatkan peluang yang ada guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham,” tulis manajemen, Kamis (21/3/2024).

Berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan, peluang penambahan kegiatan usaha GOOD di industri makanan bayi menghasilkan internal rate of return (IRR) sebesar 425,43% atau di atas tingkat diskonto yang diasumsikan sebesar 11,25%.

Selain itu, net present value (NPV) menunjukkan angka positif yakni Rp13,23 miliar, sementara indeks profitabilitas mencapai 33,36 yang berarti lebih besar dari 1. Penilaian ini menggunakan laporan keuangan 2023 sebagai bahan pertimbangan studi kelayakan.

Dari sisi analisis kelayakan teknis, rencana penambahan bidang usaha industri makanan bayi tidak membuat Garudafood menambah jumlah tenaga kerja baru. Melainkan, tenaga kerja existing bakal dioptimalkan kompetensinya lewat pendidikan dan pelatihan.

Manajemen juga menyatakan GOOD telah menyiapkan tenaga kerja ahli yang dibutuhkan guna mendukung pelaksanaan operasional atas perubahan kegiatan usaha tersebut.

“Perseroan tidak melakukan penambahan tenaga kerja dan memanfaatkan tenaga kerja yang sudah ada. Perseroan memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 8.360 orang per 31 Desember 2023,” tulis penjelasan manajemen.

Dari sisi analisis kelayakan pasar, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) industri makanan dan minuman nasional atas dasar harga berlaku tercatat mencapai Rp1,12 kuadriliun pada 2021.

Nilai tersebut memiliki porsi sebesar 38,05% terhadap industri pengolahan nonmigas atau 6,61% terhadap PDB nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun.

Alhasil, dengan studi kelayakan yang telah dilakukan, manajemen perseroan meyakini bahwa penambahan kegiatan usaha ke sektor industri makanan bayi dapat meningkatkan peluang usaha serta mengerek pendapatan dan laba perseroan ke depan.

Untuk memuluskan rencana ini, manajemen Garudafood akan meminta persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar 30 April 2024.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper