Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka perkasa ke level Rp15.668 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Kamis (21/3/2024). The Fed memutuskan mempertahankan kisaran target suku bunga acuan federal fund rate (FFR) pada level 5,25% - 5,5%.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka melejit 0,35% atau 55 poin ke posisi Rp15.668 per dolar AS. Adapun indeks dolar terpantau amblas 0,17% ke level 102,870.
Mayoritas mata uang Asia lainnya bergerak naik terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,50%, dolar Hong Kong naik 0,02%, dolar Singapura menguat 0,18%, won Korea naik 0,85%, peso Filipina menanjak 0,37%, yuan China naik 0,01%, ringgit Malaysia naik 0,66% dan baht Thailand naik 0,05%.
Adapun hanya rupee India yang melemah terhadap dolar AS sebesar 0,16% atau 0,12 poin.
Bank Sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang berakhir pada Rabu (21/3/2024) waktu setempat.
Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp15.710 - Rp15.780 per dolar AS.
Baca Juga
Ibrahim mengatakan saat ini, pasar terfokus pada kesimpulan pertemuan Fed pada hari Rabu, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya. Namun sinyal apapun mengenai rencananya untuk menurunkan suku bunga pada tahun 2024.
“Para pedagang mengkhawatirkan potensi sikap hawkish dari bank sentral, mengingat inflasi yang tercatat lebih tinggi dari perkiraan selama dua bulan terakhir,” kata dia dalam riset harian, Kamis (21/3/2024).
Fokus khususnya adalah konferensi pers dengan Ketua Fed Jerome Powell setelah pertemuan. Bank sentral berpotensi bersikap hawkish dan memangkas prospek penurunan suku bunga tahun ini, terutama setelah inflasi lebih tinggi dari perkiraan selama dua bulan terakhir.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate pada level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur Maret (RDG) 2024. Suku bunga Deposit Facility tetap di posisi 5,25% dan Lending Facility sebesar 6,75%.
Keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability, yaitu untuk menjaga stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024.
Sebelumnya konsensus para analis juga telah memperkirakan suku bunga acuan atau BI rate kembali bertahan pada level 6%. Sebagaimana diketahui, BI sebelumnya telah mempertahankan suku bunga acuan selama 4 bulan sejak dinaikkan terakhir pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin.