Bisnis.com, JAKARTA - Analis memberikan strategi trading bitcoin di tengah penantian pasar terhadap hasil rapat The Fed pada Rabu (20/3/2024) terkait kebijakan suku bunga ke depan.
Bitcoin naik 0,94% menjadi US$62.515 pada perdagangan Rabu (20/3/2024) pukul 07.22 WIB. Penguatan bitcoin juga diikuti aset kripto lainnya seperti Ethereum ke US$3.191 dan Tether ke US$0,9994.
Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mengatakan pergerakan BTC berpotensi berfluktuasi seiring dengan adanya keputusan hasil pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan pada 19-20 Maret 2024.
Data indeks harga konsumen (IHK) dan indeks harga produsen (IHP) Amerika Serikat pekan yang lebih tinggi dari perkiraan pasar pada minggu lalu menyebabkan ketidakpastian untuk mencari petunjuk apapun mengenai prospek penurunan suku bunga bank sentral, ketahanan ekonomi AS, dan tanggapan perihal inflasi.
“Para pelaku pasar sedang mempertimbangkan ulang kapan dan seberapa besar penurunan suku bunga akan terjadi tahun ini, karena angka inflasi yang melebihi perkiraan pada pekan lalu. Sementara, hasil FOMC terdapat 99% peluang The Fed kembali akan mempertahankan suku bunganya di kisaran 5,25%-5,50%," jelas Panji dalam siaran pers.
Adapun, potensi kemungkinan penurunan suku bunga 25 bps pada bulan Juni turun menjadi sekitar 50,7%, menurut Alat CME FedWatch.
Baca Juga
Sentimen lain yang memengaruhi aset kripto ialah konferensi Nvidia GPU technology conference (GTC) 2024 yang berlangsung dari 18 hingga 21 Maret akan diawasi dengan ketat untuk mengetahui pengumuman terkait AI yang juga berpotensi berdampak ke kripto berbasis teknologi Artificial Intelligence (AI) .
Di sisi lain, kompleksitas proses hukum antara Ripple dan SEC berlanjut setelah batas waktu baru telah ditetapkan. Gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terhadap Ripple memiliki tenggat waktu utama pada 22 Maret, ketika SEC akan mempresentasikan laporan singkat terkait perbaikannya.
Gugatan ini memiliki arti penting bagi komunitas XRP dan kemajuan gugatan tersebut kemungkinan besar akan memengaruhi ke mana arah altcoin selanjutnya dalam beberapa minggu mendatang. Selanjutnya, laporan Ripple akan jatuh tempo pada 22 April, dan laporan balasan SEC pada 6 Mei. Adapun, Ripple juga akan menyelenggarakan Konferensi XRP Gold Coast, yang akan diadakan pada 22 hingga 24 Maret.
Menurut Panji, saat ini BTC menunjukkan indikasi penurunan di bawah MA-20 dan potensi untuk melemah menuju sekitar area support di US$64.000-US$64.500. Sementara, area support selanjutnya berada di angka US$60.000.
Minggu lalu menjadi perjalanan rollercoaster bagi investor Aset Kripto, karena Bitcoin (BTC) mencapai rekor tertinggi sepanjang masa sebesar US$73,000 pada Kamis (14/3/2024). Namun, aksi profit taking membawa Bitcoin turun hingga mencapai US$64.600 pada hari Minggu (17/3/2024).
Panji menjelaskan setelah mencapai puncaknya pekan lalu, bitcoin mengalami koreksi wajar dan momentum bullish pasti akan berlanjut setelah koreksi ini berakhir. Meski demikian, pentingnya untuk tetap mengikuti pergerakan pasar mengingat pasar Aset Kripto bergerak dinamis selama 24 jam setiap hari.
"Strategi yang dapat dipertimbangan saat ini adalah untuk ‘buy the dip’ Bitcoin (BTC) di area support guna untuk mendapatkan harga rata rata kepemilikan BTC yang rendah dan potensi memiliki jumlah Bitcoin lebih banyak, guna mempersiapkan potensi reli yang akan berlanjut hingga tahun 2025 nanti,” imbuhnya. (Fasya Kalak Muhammad)