Bisnis.com, JAKARTA -- Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dibuka lesu saat IHSG menyentuh rekor all time high (ATH) baru pagi ini, Rabu (13/3/2024).
Berdasarkan data RTI pukul 10.00 WIB, saham GOTO bergerak melemah 1,43% ke level Rp69 hari ini. Saham GOTO diperdagangkan pada level Rp68-Rp71 hari ini.
Meski demikian, saham GOTO tercatat masih berada pada tren penguatan selama sepekan ini. Saham GOTO tercatat masih menguat 7,81% selama sepekan.
Padahal, pada pekan sebelumnya menurut Indo Premier Sekuritas IHSG mencatatkan level all time high baru tertopang saham GOTO yang melonjak. Melonjaknya saham GOTO ini setelah laporan keuangannya diperkirakan tumbuh positif, diiringi dengan adanya rencana buyback dan potensi adanya merger atau kolaborasi dengan Grab.
Selain dari isu tersebut, beberapa fund besar juga getol menyerok saham GOTO pekan lalu. BlackRock misalnya, memborong saham GOTO selama 4 hari perdagangan berturut-turut pada pekan lalu.
BlackRock mengakumulasi sebanyak 99,59 juta saham GOTO. Saat ini, BlackRock menggenggam sebanyak 24,92 miliar saham GOTO, atau setara 2,17%.
Baca Juga
Selain BlackRock, fund lain yang juga menyerok saham GOTO pekan lalu adalah Franklin Resources AG, UBS AG, hingga Goldman Sachs.
Sebelumnya, Analis Bloomberg Intelligence Research Nathan Naidu menyoroti aksi pengambilalihan Tokopedia oleh TikTok dapat mengurangi tekanan pada laba bersih GOTO secara signifikan. Namun, hal tersebut mengorbankan potensi e-commerce GOTO.
"Penjualan e-commerce GOTO meskipun berpotensi mengorbankan sebagian besar peluangnya dalam layanan digital yang paling menguntungkan di Asia Tenggara, mungkin akan memberikan hasil dalam jangka panjang jika kesuksesan live-shopping TikTok meluas di luar pasar asalnya, Indonesia," kata Nathan, dikutip Selasa (12/3/2024).
Adapun berdasarkan konsensus analis Bloomberg terhadap saham-saham e-commerce memberikan rekomendasi yang bervariasi. Untuk saham GOTO misalnya, 22 analis memberikan rekomendasi beli, 12 rekomendasi hold, dan 3 analis memberikan rekomendasi jual.
--------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.