Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Laba Bayan (BYAN) Merosot Saat Kinerja Operasional Naik

Bayan Resources (BYAN) membukukan penurunan laba bersih meski produksi dan penjualan batu bara meningkat sepanjang 2023.
Direktur dan Chief Development Officer PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) Russell Neil dalam paparan publik BYAN secara daring, Senin (5/12/2022).
Direktur dan Chief Development Officer PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) Russell Neil dalam paparan publik BYAN secara daring, Senin (5/12/2022).

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten Low Tuck Kwong, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) membukukan peningkatan produksi dan penjualan batu bara sepanjang 2023. Meski demikian Average Sales Price (ASP) tercatat lebih rendah secara year on year

Manajemen Bayan Resources dalam keterbukaan informasi mengungkapkan produksi batu bara tercatat sebesar 49,7 juta metrik ton. Produksi ini meningkat 27,76% dibandingkan dengan produksi 2022 sebesar 38,9 juta metrik ton. 

Meski mengalami peningkatan produksi, ASP untuk sepanjang 2023 terpantau turun drastis menjadi US$75,8 metrik ton. ASP ini turun 35,70% dibandingkan tahun sebelumnya di posisi US$117,9 per metrik ton. 

Kemudian, BYAN juga mencatatkan volume penjualan batu bara sebesar 47,2 juta ton atau naik 18,29% dibandingkan dengan penjualan tahun sebelumnya sebesar 39,9 juta metrik ton. 

Penjualan tersebut didominasi oleh penjualan ekspor dengan negara tujuan Filipina sebesar 31%, Korea Selatan 10%, China sebesar 8%, India sebesar 7%, Bangladesh dan Malaysia sebesar 6% masing-masing serta Indonesia sebanyak 25% dari total penjualan. 

Rasio pengupasan tanah rata-rata tertimbang juga meningkat menjadi 4,4 dari sebelumnya sebesar 3,9. Sementara itu, rata-rata biaya tunai batu bara per metrik ton adalah sebesar US$40,2, atau turun tipis dibandingkan dengan sepanjang 2022 yang tercatat sebesar US$42,5 per metrik ton. 

Seperti yang diketahui, pendapatan dan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk BYAN tercatat turun sepanjang 2023. 

BYAN mencatat pendapatan sebesar US$3,58 miliar atau sekitar Rp55,29 triliun (kurs jisdor 29 Desember 2023 Rp15.439). Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 23,85% dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2022 yang mencapai US$4,70 miliar.

Meskipun pendapatan menurun, beban pokok pendapatan justru mengalami peningkatan menjadi US$1,91 miliar atau sekitar Rp29,59 triliun, naik 24,20% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mencapai US$1,54 miliar. Selain itu, beban umum mencapai US$85,49 juta dan beban keuangan sebesar US$6,63 juta.

Dengan demikian, laba kotor BYAN mengalami penurunan drastis hingga 47,33% menjadi US$1,66 miliar atau sekitar Rp25,69 triliun dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai US$3,16 miliar.

Sementara itu, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar US$1,23 miliar atau sekitar Rp19,12 triliun. Laba tersebut mengalami penurunan sebesar 43,14% dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang mencapai US$2,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper