Bisnis.com, JAKARTA – PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) membukukan pendapatan Rp38,61 triliun dan laba Rp4,80 triliun pada 2023. Hal itu terjadi di tengah sentimen geopolitik yang memengaruhi penjualan perusahaan.
Unilever membukukan penjualan bersih Rp38,61 triliun pada 2023, turun 6,32% dari Rp41,21 triliun pada 2022. Penjualan pada 2023 berasal dari divisi kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh Rp25,15 triliun, serta makanan dan minuman Rp13,46 triliun. Masing-masing turun dari pencapaian pada 2022 senilai Rp27,25 triliun dan Rp13,96 triliun.
Unilever Indonesia pun mencatatkan laba Rp4,80 triliun pada 2023. Laba bersih UNVR turun 10,51% dari Rp5,36 triliun pada 2022. Laba per saham pun turun menjadi Rp126 dari sebelumnya Rp141.
Unilever sejatinya masih mencatatkan pertumbuhan laba bruto menjadi Rp19,19 triliun pada 2023 dari sebelumnya Rp19,06 triliun. Hal itu disebabkan pemangkasan harga pokok penjualan menjadi Rp19,41 triliun dari Rp22,15 triliun pada 2022.
Namun, UNVR meningkatkan beban pemasaran dan penjualan menjadi Rp8,99 triliun dan beban umum administrasi Rp3,91 triliun pada 2023, dibandingkan Rp8,45 triliun dan Rp3,54 triliun pada 2022. Alhasil, laba usaha tergerus menjadi Rp6,27 triliun dari sebelumnya Rp7,06 triliun.
Setelah dikurangi biaya keuangan dan pajak penghasilan, laba UNVR turun menjadi Rp4,80 triliun dari sebelumnya Rp5,36 triliun.
Baca Juga
Sementara itu, konsensus analis memprediksi Unilever Indonesia memeroleh pendapatan Rp41,06 triliun pada 2023. Nilai itu turun dari realisasi pada 2022 sebesar Rp41,21 triliun.
Adapun, laba bersih Unilever Indonesia pada 2023 diprediksi senilai Rp5,60 triliun. Laba bersih tersebut naik dari realisasi pada 2022 seniai Rp5,36 triliun.
Dengan demikian, hasil raihan pendapatan dan laba Unilever pada 2023 di bawah ekspektasi konsensus analis.