Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten CPO favorit Lo Kheng Hong PT Austindo Nusantara Jaya Tbk. (ANJT) mencatatkan penurunan kinerja keuangan sepanjang tahun 2023. Laba bersih ANJT merosot hingga US$1,9 juta atau setara Rp29,01 miliar di 2023.
ANJT melaporkann pendapatan sebesaar US$236,5 juta atau setara Rp3,6 triliun pada 2023. Pendapatan ini turun 12,1% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$269,16 juta.
Dalam buletin investornya, ANJT menjelaskan penurunan pendapatan ini utamanya dikarenakan oleh penurunan harga jual rata-rata yang lebih rendah untuk CPO, palm kernel (PK), dan palm kernel oil (PKO), serta penurunan volume penjualan PK.
ANJT juga mencatatkan penurunan beban usaha menjadi sebesar US$12,4 juta. Beban usaha ini turun 14,8% dari tahun 2022 yang sebesar US$14,6 juta. Penurunan beban ini terutama disebabkan oleh keuntungan selisih kurs mata uang asing sebesar US$0,2 juta dibandingkan rugi kurs US$2,6 juta pada 2022.
Dengan penurunan pendapatan ini, ANJT pun mencatatkan penurunan laba bersih menjadi sebesar US$1,9 juta atau setara Rp29,01 miliar di 2023. Laba bersih ini terperosok hingga 91% dari tahun 2022 yang sebesar US$21,15 juta atau setara Rp314,5 miliar.
Manajemen menjelaskan penurunan laba bersih ini disebabkan oleh harga jual rata-rata yang lebih rendah, ditambah dengan beban penyusutan dan bunga yang lebih tinggi.
Baca Juga
Adapun hingga akhir 2023, ANJT mencatatkan peningkatan volume produksi tandan buah segar (TBS) sebesar 4,8% dari 840.581 metrik ton pada 2022, menjadi 881.051 mt di 2023. Kenaikan produksi TBS ini didorong oleh produktivitas TBS yang lebih tinggi pada tahun 2023.
Sementara itu, produksi CPO ANJT pada 2023 meningkat 2,9% menjadi 283.659 ton, dari 275.769 ton pada 2022.
Hingga 31 Desember 2023, ANJT mencatatkan peningkatan jumlah aset sebesar 1,9% menjadi US$614,1 juta, terutama disebabkan oleh kenaikan nilai aset tetap akibat belanja modal dan dampak penguatan mata uang Rupiah pada 2023.
Jumlah liabilitas naik sebesar 5,8% dari US$178,5 juta menjadi US$188,7 juta, terutama didorong oleh kenaikan pinjaman bank jangka pendek.
Sementara itu, jumlah ekuitas ANJT naik tipis 0,3% menjadi US$425 juta, dari US$424,1 juta secara tahunan.