Bisnis.com, JAKARTA – Jumlah kepemilikan modal asing pada emiten Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) mengalami penyusutan per Januari 2024.
Berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang saham ROTI per akhir Januari 2024, kepemilikan modal asing tercatat sebanyak 4.025.137.285 lembar saham. Jumlah ini susut 148.800 lembar dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 4.025.286.085 lembar.
Pada saat bersamaan, kepemilikan pemodal nasional mencatatkan kenaikan. Hingga akhir Januari lalu, pemodal nasional menggenggam 2.161.351.603 lembar saham ROTI. Kepemilikan tersebut naik 148.800 lembar saham dibandingkan bulan sebelumnya.
Adapun komposisi pemegang saham di atas 5% tidak berubah. PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) masih menjadi pemegang saham mayoritas ROTI dengan kepemilikan 1.594.467.000 lembar atau setara 25,77% dari modal disetor.
Sementara itu, Kohlberg Kravis Roberts & Co melalui Demeter Indo Investment Pte Ltd. menggenggam saham produsen Sari Roti sebanyak 1.370.798.546 lembar atau 22,16%.
Selanjutnya Bonlight Investment Limited memiliki 20,79% saham, lalu Pasco Shikishima Corporation menggenggam 8,50% saham, perseroan mempunyai 7,81%, Lief Holdings Pte.Ltd memiliki 6,06% saham, dan masyarakat sebanyak 8,91% saham.
Baca Juga
Dalam perkembangan sebelumnya, manajemen ROTI buka suara terkait kabar divestasi yang akan dilakukan Kohlberg Kravis Roberts (KKR) & Co, selaku pemegang saham perseroan.
Direktur Nippon Indosari Corpindo Arlina Sofia menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini, perseroan belum menerima keterangan resmi dari KKR terkait kabar divestasi tersebut.
“Perseroan belum menerima informasi dari KKR mengenai rencana konkret KKR sehubungan dengan pelaksanaan rencana divestasi saham-saham yang dimilikinya dalam perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (23/2/2024).
Selain itu, manajemen ROTI memahami KKR merupakan perusahaan private equity yang secara umum menjual investasi miliknya dalam jangka waktu tertentu. Namun, hal ini tetap bergantung pada keadaan pasar hingga kelayakan dari potensi transaksi tersebut.
Manajemen pun menegaskan bahwa kabar divestasi KKR tidak mempengaruhi kelangsungan hidup perseroan, serta mempengaruhi harga saham ROTI.
Secara kinerja, berdasarkan laporan keuangan per September 2023, ROTI membukukan laba bersih sebesar Rp229,93 miliar. Angka itu mengalami penurunan sebesar 12,56% dibandingkan periode sama tahun 2022 yakni Rp262,95 miliar.
Penurunan laba bersih tidak lepas dari turunnya penjualan bersih ROTI sebesar 0,87% year on year (YoY), atau dari Rp2,86 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp2,83 triliun.
----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.