Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Isu KKR Lepas Sari Roti, Emiten Grup Salim Buka Suara

Manajemen emiten Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI), produsen Sari Roti, buka suara terkait kabar divestasi Kohlberg Kravis Roberts (KKR).
RUPS Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI).
RUPS Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI).

Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen emiten Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) buka suara terkait kabar divestasi yang akan dilakukan Kohlberg Kravis Roberts (KKR) & Co, selaku pemegang saham perseroan. 

KKR melalui Demeter Indo Investment Pte Ltd. diketahui menggenggam saham produsen Sari Roti tersebut sebanyak 22,16%. Jumlah ini berbanding tipis dengan kepemilikan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) yang menggenggam 25,77% saham ROTI. 

Direktur Nippon Indosari Corpindo Arlina Sofia menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini, perseroan belum menerima keterangan resmi dari KKR terkait kabar divestasi tersebut. 

“Perseroan belum menerima informasi dari KKR mengenai rencana konkret KKR sehubungan dengan pelaksanaan rencana divestasi saham-saham yang dimilikinya dalam perseroan,” ujarnya dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (23/2/2024). 

Selain itu, manajemen ROTI memahami KKR merupakan perusahaan private equity yang secara umum menjual investasi miliknya dalam jangka waktu tertentu. Namun, hal ini tetap bergantung pada keadaan pasar hingga kelayakan dari potensi transaksi tersebut. 

Manajemen pun menegaskan bahwa kabar divestasi KKR tidak mempengaruhi kelangsungan hidup perseroan, serta mempengaruhi harga saham ROTI. 

Secara kinerja, berdasarkan laporan keuangan per September 2023, ROTI membukukan laba bersih sebesar Rp229,93 miliar. Angka itu mengalami penurunan sebesar 12,56% dibandingkan periode sama tahun 2022 yakni Rp262,95 miliar. 

Penurunan laba bersih tidak lepas dari turunnya penjualan bersih ROTI sebesar 0,87% year on year (YoY), atau dari Rp2,86 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp2,83 triliun.

Berdasarkan wilayah, penjualan dari wilayah barat dan timur yang berkontribusi 44,75% pada penjualan naik 0,11% YoY menjadi Rp1,26 triliun. Sementara itu, wilayah tengah sebagai kontributor utama membukukan penurunan 1,65% YoY menjadi Rp1,56 triliun. 

Manajemen ROTI dalam materi paparan publiknya menyampaikan bahwa turunnya laba bersih dan pendapatan perseroan disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya cuaca ekstrem.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper