Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Salim, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) menargetkan pabrrik Sari Roti di Pekanbaru, Riau bakal segera rampung dan beroperasi mulai akhir 2023.
Head investor dan public relation Nippon Indosari Corpindo, Hadi Susilo menjelaskan pabrik baru tersebut ditarget segera beroperasi di akhir tahun ini. Namun tak menutup kemungkinan pengoperasian pabrik tersebut mundur ke awal atau hingga ke pertengahan 2024 mendatang.
"Kita menargetkan akan menyelesaikan pabrik tersebut akhir tahun ini, tapi mungkin lebih realistis akan selesai di awal atau medio pertengahan tahun 2024," kata Hadi dalam paparan publik, Senin (27/11/2023).
Hadi menambahkan, pabrik di Pekanbaru tersebut akan menjadi pabrik ke-15 yang dimiliki perseroan, dan merupakan pabrik ke-4 di Pulau Sumatra setelah pabrik di Medan, Palembang dan Batam.
Secara total, perseroan telah mengoperasikan 14 pabrik diseluruh Indonesia, yang tersebar ke dalam 3 wilayah besar. Pertama wilayah barat yang meliputi Medan, Palembang hingga Batam. Kedua, wilayah tengah meliputi Cikande, Cikarang hingga Gresik, dan wilayah timur yang meliputi Balikpapan hingga Makassar.
"Adanya pabrik baru tersebut akan meningkatkan kemampuan perseroan dalam melakukan penetrasi di Pulau Sumatra secara keseluruhan," tambah Hadi.
Baca Juga
Per hari ini, dengan beroperasinya 14 pabrik tersebut, perseroan telah memiliki kapasitas produksi sebesar 5,1 juta potong roti per hari.
Menurut Hadi, dengan bertambhanya 1 pabrik baru di Pekanbaru, maka kapasitas produksi akan cukup untuk mendukung pertumbujan perseroan sampai dengan tahun 2025.
"Total ke-15 pabrik tersebut jika semua beroperasi akan cukup untuk mendukung pertumbuhan sampai dengan 2025 sebelum kami akan menambah kapasitas produksi lagi," pungkas Hadi.
Adapun, emiten dengan kode saham ROTI ini telah menyerap anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp107,7 miliar per kuartal III/2023. sebagian besar capex telah dipergunakan untuk repair maintenece termasuk juga untuk biaya penyelesaian pabrik di Pekanbaru.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, ROTI membukukan laba bersih sebesar Rp229,93 miliar. Angka itu turun 12,56% dibandingkan peridoe sama tahun 2022 sebesar Rp262,95 miliar.
Penurunan laba bersih tidak lepas dari turunnya penjualan bersih ROTI sebesar 0,87% secara year on year (YoY), dari Rp2,86 triliun pada kuartal III/2022 menjadi Rp2,83 triliun pada 9 bulan 2023.
Secara rinci berdasarkan wilayah, penjualan dari wilayah barat dan timur yang berkontribusi 44,75% pada penjualan membukukan peningkatan 0,11% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sehingga menjadi Rp1,26 triliun. Sementara itu, wilayah tengah yang merupakan kontributor utama membukukan penurunan 1,65% YoY menjadi Rp1,56 triliun.
Adapun, kas dan setara kas ROTI pada akhir periode turun 1,57% yoy menjadi Rp661,29 miliar, dibandingkan periode sama 2022 sebesar Rp671,86 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset ROTI turun menjadi Rp4,10 triliun per 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp4,13 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp1,80 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp1,44 triliun. Sedangkan ekuitas ROTI turun menjadi Rp2,30 triliun, dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp2,68 triliun.