Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi Menguat Pekan Ini, Cek Katalis Positifnya

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan bakal kembali menguat karena sejumlah sentimen positif yang berasal dari global.
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi layar monitor perdagangan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (17/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini diperkirakan bakal kembali menguat karena sejumlah sentimen positif yang berasal dari global.

Community Lead Indo Premier Sekuritas, Angga Septianus menyoroti beberapa faktor yang bisa mendorong IHSG keluar dari zona merah.

Menurutnya terdapat beberapa sentimen penting seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang diestimasikan turun menjadi 3,3% dari 4,9%. Lalu Core PCE Price Index yang naik menjadi 0,2% dari sebelumnya 0,1% dengan ekspektasi kenaikan hingga 0,4%. Selain itu, ada ekspektasi PMI Manufaktur Indonesia yang sedikit menurun dari 52,9 menjadi 52,8.

Berdasarkan analisis tersebut, ada tiga saham yang direkomendasikan oleh PT Indo Premier Sekuritas untuk periode trading hingga Jumat, 1 Maret 2024. Pertama, saham IMAS dengan titik support di Rp1.520 dan resistance di Rp1.715.

Kedua saham MTDL dengan strategi Buy on Pullback yang memiliki support di Rp560 dan resistance di Rp615. Ketiga, saham BBTN juga dengan strategi Buy on Pullback, dengan support di Rp1.400 dan resistance di Rp1.515.

Sementara itu, IHSG engalami penurunan sebesar -40 poin atau sekitar -0,55% dan ditutup pada level 7.295 di akhir pekan lalu. IHSG terpengaruh oleh penurunan signifikan pada dua sektor utama, yakni teknologi (IDXTECHNO) yang turun sebesar -2,55% dan keuangan (IDXFINANCE) yang melemah -1,30%. Namun, penurunan ini dibalikkan oleh kenaikan pada sektor infrastruktur (IDXINFRA) dan kesehatan (IDXHEALTH), yang masing-masing menguat +2,44% dan +1,29%.

Selain itu, terdapat beberapa sentimen global dan domestik menjadi pemicu pergerakan pasar pekan lalu, termasuk penyesuaian suku bunga pinjaman primer lima tahun oleh China sebesar minus 25 basis poin dan kondisi pasar tenaga kerja AS yang masih kuat dengan klaim pengangguran awal sebanyak 210.000, lebih rendah dari perkiraan 218.000.

Inflasi Indonesia juga menjadi sorotan dengan ekspektasi penurunan menjadi sekitar 2,56% dari 2,57%. (Joyceline Munthe)

-----------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper