Bisnis.com, JAKARTA -- Emiten CPO Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) mencatatkan penurunan kinerja sepanjang 2023. Beberapa analis tercatat masih merekomendasikan beli terhadap saham AALI, dengan harga tertinggi Rp10.200 per saham.
Berdasarkan data konsensus analis di Bloomberg Terminal, sebanyak 10 dari 15 analis merekomendasikan untuk menahan atau hold saham AALI. Lalu, sebanyak 2 analis merekomendasikan jual, dan sisanya sebanyak 3 analis merekomendasikan beli untuk saham AALI.
Rekomendasi terbaru terhadap saham AALI diberikan oleh analis UOB Kay Hian Sekuritas, Leow Huey Chuen. UOB Sekuritas memberikan rekomendasi sell, dengan target harga Rp5.715 terhadap saham AALI.
Selain dari UOB Sekuritas, rekomendasi jual juga dikeluarkan oleh Korea Investment Sekuritas dengan target harga Rp6.000 terhadap saham AALI.
Sementara itu, rekomendasi netral terhadap saham AALI salah satunya diberikan oleh RHB Sekuritas, dengan target harga Rp6.580 per saham. Sekuritas lainnya yang memberikan rekomendasi hold adalah Mirae Asset Sekuritas dengan target price Rp7.300 per saham.
Adapun rekomendasi beli diberikan oleh Ciptadana Sekuritas, dengan target harga paing tinggi terhadap saham AALI, yakni Rp10.200 per saham. Selain Ciptadana Sekuritas, rekomendasi beli terhadap saham AALI juga diberikan oleh Binaartha Sekuritas dan Phillip Sekuritas dengan TP masing-masing Rp8.920 dan Rp9.300 per saham.
Baca Juga
Adapun sebelumnya, menilik laporan keuangan per 31 Desember 2023, Kamis (22/2/2024), AALI mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp20,74 triliun sepanjang tahun lalu. Pendapatan ini turun 4,96% dibandingkan 2022 sebesar Rp21,82 triliun.
Pendapatan ini disumbang oleh pendapatan minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp19,22 triliun, pendapatan inti sawit dan turunannya sebesar Rp1,5 triliun, dan pendapatan lainnya sebesar Rp21,72 miliar.
Sementara itu, berdasarkan pendapatan dari segmen geografisnya, pendapatan bersih terbesar dikontribusikan oleh pendapatan dari Sulawesi sebesar Rp11,28 triliun, dari Sumatera sebesar Rp9,83 triliun, dan Kalimantan sebesar Rp8,26 triliun.
Turunnya pendapatan ini turut membuat laba bruto AALI ikut tergerus 27,5% menjadi Rp2,77 triliun sepanjang 2023, dari 2022 sebesar Rp3,82 triliun. Alhasil, laba bersih AALI ikut turun 38,85% menjadi Rp1,05 triliun di 2023. Laba bersih ini turun dari Rp1,72 triliun di tahun 2022.
------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.