Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.595, Tertekan Sentimen Risalah The Fed

Rupiah dibuka melemah ke level Rp15.595 pada pagi ini, Jumat (23/2/2024), Tertekan sentimen risalah The Fed.
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka terkoreksi ke level Rp15.595 per dolar AS pada perdagangan Jumat (23/2/2024). Mata uang kawasan Asia terpantau bervariasi, sedangkan dolar AS terjungkal pada pagi ini.

Berdasarkan data Bloomberg Jumat (23/2/2024) pukul 09.05 WIB, rupiah dibuka melemah 0,04% atau 5,5 poin ke level Rp15.595 per dolar AS, setelah ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau turun 0,06% di posisi 103,89 pada pagi ini.

Adapun, beberapa mata uang Asia yang menguat terhadap dolar AS, misalnya, yen Jepang menguat 0,05%, dolar Singapura naik 0,05%, yuan China menguat 0,03%, dan rupee India menguat 0,15%.

Sementara itu, mata uang Asia yang terkoreksi pagi ini yakni dolar Taiwan turun 0,09%, won Korea melemah 0,02%, peso Filipina merosot 0,14%, dan ringgit Malaysia turun tipis 0,01%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pada perdagangan hari ini, mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup menguat di rentang  Rp15.550-Rp15.620.

Menurutnya, risalah pertemuan The Fed pada akhir Januari 2024, yang dirilis pada hari Rabu (21/2) menunjukkan bahwa bank sentral AS tidak terburu-buru untuk mulai menurunkan suku bunga lebih awal.

Alhasil, komentar pejabat The Fed tersebut membuat sebagian besar pelaku pasar menghapus ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Maret dan Mei 2024, sekaligus meningkatkan ekspektasi bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga stabil pada bulan Juni 2024.

"Alat CME Fedwatch menunjukkan para pedagang memperkirakan peluang sebesar 53,6% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan Juni, dan peluang sebesar 28,7% agar suku bunga tetap stabil. Yang terakhir ini naik dari peluang 19,7% yang terlihat minggu lalu," ujar Ibrahim dalam riset dikutip Jumat, (23/2/2024).

Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, investor menunggu apakah pemerintah China akan meluncurkan langkah-langkah stimulus lebih lanjut. Sejumlah langkah dukungan dari pemerintah China telah mendorong peningkatan komoditas dalam beberapa sesi terakhir. Pasalnya, perekonomian China melemah selama tiga tahun terakhir.

Dari sentimen dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik dari prakiraan, yakni di kisaran 4,7%-5,5% pada tahun ini.  Pada kuartal IV/2023, pertumbuhan tercatat sebesar 5,04% year-on-year (yoy), meningkat dari 4,94% yoy pada kuartal sebelumnya.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi RI tahun 2023 mencapai 5,05% yoy. Adapun dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (21/2/2024) suku bunga acuan atau BI Rate resmi ditahan di level 6%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper