Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenkeu Bidik Dana Rp12 Triliun dari Lelang SBSN Besok

Lelang SBSN dengan 7 seri sukuk tersebut akan dibuka pada Selasa (20/2/2024) pukul 09.00 WIB.
Investor mencari informasi penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). - Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mencari informasi penjualan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui salah satu platform mobile banking di Jakarta, Sabtu (25/11/2023). - Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) membidik target indikatif sebesar Rp12 triliun dari lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang akan dilaksanakan pada Selasa (20/2/2024).

Nantinya, target Rp12 triliun hasil lelang SBSN tersebut akan digunakan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2024

Lelang akan dibuka pada Selasa (20/2/2024) pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB, dan hasilnya diumumkan pada hari yang sama. Sedangkan tanggal setelmen jatuh pada 22 Februari 2024.  

Mengacu laman resmi DJPPR Kemenkeu, ada 7 seri SBSN yang akan dilelang, terdiri dari seri Surat Perbendaharaan Negara-Syariah (SPN-S) dan Project Based Sukuk (PBS).

Secara terperinci, seri SPN-S yang akan dilelang yaitu SPNS 05082024 (reopening) dan SPNS 18112024 (new issuance), tingkat kupon diskonto dengan tanggal jatuh tempo masing-masing 5 Agustus 2024 dan 18 November 2024. 

Seri SPN-S tersebut memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 75% dari seluruh lelang yang dimenangkan. 

Sementara itu, seri Project Based Sukuk yang akan dilelang ditawarkan dalam 5 seri yakni PBS032 (reopening), PBS030 (reopening), PBSG001 (reopening), PBS004 (reopening), PBS038 (reopening).

Tenor Project Based Sukuk yang ditawarkan pun beragam mulai dari 2 tahun hingga 25 tahun, dan tingkat kupon mulai dari 4,87% sampai 6,87%. Seri PBS memiliki alokasi pembelian non-kompetitif maksimal 30% dari seluruh lelang yang dimenangkan. 

Sebagai informasi, pada lelang kali ini kembali ditawarkan seri PBSG001 yang merupakan seri green sukuk yang ditawarkan melalui lelang di pasar perdana domestik. Seri PBSG001 juga dapat digunakan untuk mendukung program Rasio Pembiayaan Inklusif Makropudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah.

Penerbitan seri Green Sukuk melalui lelang ini melengkapi program penerbitan green sukuk yang sudah dilakukan sebanyak 6 kali di pasar global sejak 2018 dan 6 kali di pasar domestik melalui green sukuk ritel sejak 2019. 

Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Sedangkan pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang (weighted average yield) dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.

"Pada prinsipnya, semua pihak, baik investor individu maupun institusi, dapat menyampaikan penawaran pembelian [bids] dalam lelang. Namun dalam pelaksanaannya, penyampaian penawaran pembelian harus melalui diler utama yang telah mendapat persetujuan dari Kementerian Keuangan," tulis DJPPR Kemenkeu.

Adapun, underlying asset untuk penerbitan seri SPN-S menggunakan barang milik negara, sedangkan underlying asset untuk penerbitan seri PBS menggunakan proyek atau kegiatan dalam APBN tahun 2024. Keduanya telah mendapatkan persetujuan DPR RI dan memenuhi persyaratan yang diatur undang-undang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper