Bisnis.com, JAKARTA - MNC Sekuritas membidik dana hingga Rp5 triliun dari hasil emisi saham (initial public offering/IPO) dan emisi obligasi sepanjang tahun 2024. Tren IPO pun diproyeksi masih positif pada tahun Pemilu 2024.
Direktur Investment Banking MNC Sekuritas Hary Herdiyanto mengatakan, hingga Februari 2024, pihaknya telah memboyong 4 emiten. Adapun, MNC Sekuritas berencana memboyong 10 emiten baru untuk IPO tahun ini.
Beberapa emiten yang sudah tercatat di antaranya yaitu PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk. (SMLE), PT Topindo Solusi Komunika Tbk. (TOSK), dan PT Harta Djaya Karya Tbk. (MEJA). Sedangkan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk. (BAIK) atau Ayam Goreng Nelongso akan listing pada 15 Februari 2024.
“Nah di pipeline IPO kami sebenarnya bisa di atas 10 ya, namun untuk saat ini masih konservatif, kami bilang 10 lah," ujar Hary ditemui di Gedung BEI pada Senin, (12/2/2024).
Menurut Hary, tren pencatatan saham atau IPO masih relatif baik selama periode Pemilu 2024. Dia mengatakan, para pelaku pasar berharap Pemilu 2024 digelar satu putaran.
“Harusnya satu putaran. Karena kalau Pemilu dua putaran juga kan secara cost ekonomi berbiaya tinggi ya. Maksudnya jika nyoblos dua kali kan logistik dan lain-lain di daerah-daerah itu sebenarnya tidak efisien juga ya,” jelasnya.
Baca Juga
Sementara itu, untuk emisi obligasi tahun ini MNC Sekuritas berencana menerbitkan 3-4 obligasi. Selain itu, kata dia, pihaknya juga memfasilitasi aksi korporasi merger dan akuisisi (M&A).
Adapun dari 10 perusahaan dalam pipeline IPO, nilai emisi berkisar Rp50 miliar hingga Rp250 miliar. Dia membeberkan 10 emiten dalam kantung berasal dari berbagai sektor, di antaranya agribisnis, FnB, dan bahan kimia. Alhasil, dari hasil IPO saham, MNC Sekuritas membidik target Rp1 triliun.
"Nah tapi kalau obligasi [bond] agak beda, karena bond itu kan size-nya besar-besar, contoh tahun lalu kami menerbitkan bond sekali issue bisa Rp1,5 triliun. Artinya tahun ini kalau digabung saham dan obligasi bisa Rp5 triliun," pungkasnya.
Di lain sisi, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 24 perusahaan yang berada dalam antrean penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) per 7 Februari 2024. Adapun, 4 calon emiten di antaranya memiliki aset jumbo di atas Rp250 miliar.
Mengacu data pipeline BEI, selain perusahaan beraset jumbo, tercatat ada 3 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp50 miliar. Adapun, 17 perusahaan lainnya memiliki aset skala menengah di antara Rp50 miliar hingga Rp250 miliar yang masih antre untuk IPO.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyebut, hingga Rabu, (7/2/2024) telah tercatat 13 emiten yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun sebesar Rp3 triliun.