Bisnis.com, JAKARTA - Divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) kepada MIND ID diperkirakan berada di kisaran Rp3.950 hingga Rp5.000 per saham. Setidaknya terdapat tiga skenario harga divestasi yang mungkin dilakukan.
Mengutip Algoresearch, terdapat tiga skenario penetapan harga divestasi INCO kepada MIND ID. Pertama, menggunakan kelipatan PBV yang sama dengan divestasi sebelumnya, kedua asumsi harga menggunakan jumlah penawaran MIND ID, serta terakhir menggunakan Harga Rata-Rata Terbebani Volume ( Volume Weighted Average Price /VWAP) tiga bulan terakhir.
Lebih lanjut, riset tersebut menjelaskan skenario pertama yaitu PBV divestasi terakhir. Pada tahun 2020 lalu, MIND-ID membeli 20% saham INCO dari pemegang saham mayoritas dengan harga Rp2.780 per saham dengan total Rp5,5 triliun.
Poin ini menyiratkan kelipatan PBV 0,9x berdasarkan nilai buku trailing rata-rata di kuartal II hingga kuartal III/2020. Pada saat itu, harga saham INCO diperdagangkan di sekitar Rp3.500-4.000 per saham atau 1,2-1,3x PBV, menunjukkan bahwa harga divestasi ke MIND-ID berada pada diskon.
Oleh karena itu, terdapat kemungkinan harga di level Rp3.700 per saham dengan PBV 0,9x menggunakan BVPS kuartal III/2023. Posisi ini adalah harga minimum yang bersedia divestasi oleh pemegang saham mayoritas.
Skenario kedua adalah menggunakan Rp5,5 triliun hingga Rp7 triliun sebagai jumlah penawaran dari MIND ID untuk membeli 14% saham INCO.
Baca Juga
“Dengan asumsi bahwa ini adalah jumlah penawaran maksimum dan jumlah penawaran minimum adalah Rp5,5 triliun berdasarkan pembelian sebelumnya, maka harga saham tersirat adalah Rp3.950-Rp5.000 per saham atau 1 kali -1,3 kali PBV,” seperti dikutip, Senin (12/2/2024).
Terakhir, jika mencoba menggunakan VWAP dari 3 bulan terakhir, harga rata-rata berada di sekitar Rp4.148 per saham dari Desember 2023 - Februari 2024. Dengan diskon 3% berdasarkan call option MIND ID di INCO, potensi harga beli turun menjadi Rp4.020 per saham atau PBV sebesar 1 kali.
Meski demikian, riset menyebutkan skenario ini adalah paling dasar yang mungkin terjadi. Sementara itu, kasus terburuk adalah memiliki harga divestasi di bawah harga saham saat ini yaitu di bawah level Rp3.660 per saham atau serendah harga pembelian sebelumnya pada tahun 2020 yaitu Rp2.780 per saham.
“Sebaiknya tunggu pengumuman minggu depan dengan kemungkinan penundaan karena transaksi seperti ini cenderung cair, terutama yang melibatkan BUMN/pemerintah,” tulis riset.
---------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.