Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

4 Tahun Setelah Isu Merger GOTO dan Grab Pertama Kali Berhembus

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan Grab Holdings Ltd dikabarkan telah memulai kembali perundingan untuk melakukan penggabungan bisnis atau merger.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA -- PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dan raksasa penyedia layanan on-demand Grab Holdings Ltd dikabarkan telah memulai kembali perundingan untuk melakukan penggabungan bisnis atau merger. Kabar tersebut merupakan kisah lama yang terulang kembali pada 2024.

Bisnis mencatat, kabar merger Grup GOTO Gojek dan Grab telah mencuat sebelum pandemi Covid-19 terjadi dan GOTO melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) yaitu pada Februari 2020.

Kala itu, menurut sumber Bloomberg, pembicaraan Grab dan Gojek masih berada pada tahap awal. Bahkan, keduanya masih jauh dari tahap penilaian bisnis. 

Sementara itu, menurut Financial Times pada 2020, Gojek dan Grab telah melakukan pembicaraan selama setidaknya dua tahun. Gojek sendiri ditopang oleh sejumlah pemegang saham besar seperti Tencent, Google, Grab Singapura yang termasuk di dalamnya SoftBank dan Microsoft.

Pemegang saham Gojek, Masayoshi Son dari SoftBank Group diketahui turun tangan untuk merealisasikan merger ini pada 2020. Masayoshi Son saat itu diketahui meningkatkan tekanannya ke salah satu pendiri Grab, Anthony Tan untuk membuat 'gencatan senjata' terhadap Gojek. 

Dilansir dari The Japan Times, dua perusahaan on demand service ini aktif terlibat dalam pertemuan via Zoom, setelah berbulan-bulan berdiskusi dan membuat kesepakatan terkait merger usaha. 

SoftBank pada 2020 dikabarkan tengah merasa frustrasi karena permusuhan antara kedua perusahaan telah mengganggu peluang bisnis.

Grab dan Gojek telah terjebak dalam pertempuran sengit dan mahal untuk memperebutkan dominasi dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga, menggabungkan kekuatan akan mengurangi 'pembakaran uang' dan menciptakan salah satu perusahaan berbasis Internet paling kuat di wilayah tersebut.

Hanya saja, rencana penggabungan bisnis ini pada 2020 tinggal rencana. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) pun angkat bicara. 

Penggabungan dua perusahaan ini dinilai dapat membuat pasar semakin terkonsentrasi. Apabila merger antara Gojek dan Grab ini dianggap melahirkan monopoli, maka KPPU bisa memerintahkan aksi korporasi ini untuk dibatalkan. 

Adapun pada saat ini, sumber Bloomberg menyebutkan merger GOTO dan Grab masih berada dalam tahap diskusi awal. Kombinasi keduanya memiliki potensi besar karena melayani berbagai kebutuhan transportasi hingga pengantaran makanan bagi 650 juta orang dalam kawasan. 

Disebutkan salah satu opsi potensial adalah Grab yang berbasis di Singapura, akan mengakuisisi GoTo menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya. 

Sumber yang sama menyebutkan, opsi ini terbuka seiring beralihnya tampuk pemimpin perusahaan ke Patrick Walujo yang kini menjadi CEO setelah sebelumnya hanya sebagai investor.

Para pemegang saham kedua perusahaan juga mendukung kesepakatan tersebut dan mendorong perundingan tersebut bergerak hingga menjadi aksi korporasi. Meski demikian, karena masih bersifat awal, disebutkan perundingan tersebut juga mungkin tidak mengarah pada merger atau kesepakatan apa pun.

"Opsi-opsi yang telah dijajaki oleh perusahaan-perusahaan tersebut juga mencakup pemisahan pasar-pasar utama mereka, dengan Grab mendapatkan kendali atas basis mereka di Singapura dan beberapa pasar lainnya, sementara GoTo tetap memegang kendali di Indonesia," dikutip dari Bloomberg, Jumat (9/2/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper