Bisnis.com, JAKARTA — Sederet saham di sektor tertentu berpeluang cuan pada Tahun Baru Imlek Shio Naga Kayu pada 2024. Namun, investor juga perlu mencermati beberapa sentimen lainnya di tahun ini untuk mengatur strategi berinvestasi.
Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan, pada tahun ini, suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed berpeluang turun, sehingga dapat memberi angin segar untuk pasar obligasi.
Saat ini suku bunga The Fed masih bertahan di kisaran 5,25%-5,5%, namun Bank Sentral AS itu memproyeksikan penurunan suku bunga setidaknya sebanyak tiga kali pada tahun 2024.
Sementara itu, untuk pasar saham, IHSG diproyeksi juga akan menguat, didorong sentimen Pemilu 2024. Menurutnya, berkaca pada beberapa Pemilu terakhir, IHSG tidak pernah negatif.
“Karena melihat itu ya rekomendasi saya untuk tahun ini alokasi asetnya 40% di obligasi karena berharap obligasi akan naik, 40% yang berbasis saham. Nah, 20% saya sarankan di pasar uang,” ujar Wawan kepada Bisnis, dikutip Jumat, (9/2/2024).
Menurut Wawan, beberapa sektor saham yang akan diuntungkan pada 2024 yaitu perbankan seperti BMRI dan BBRI, lalu properti seperti BSDE dan CTRA. Kemudian saham sektor consumer goods dan otomotif juga berpotensi naik tahun ini. Namun, menurutnya IHSG tahun ini tidak tumbuh dobel digit.
Baca Juga
“Kami prediksi IHSG hingga akhir tahun sekitar 7.700-7.800. Itu kira-kira tumbuh 6-8%. Kami lebih konservatif ya kami tidak melihat pertumbuhan doble digit untuk IHSG," pungkas Wawan.
Di lain sisi, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas Laksono Widodo mengatakan, diharapkan transaksi saham dapat meningkat seiring dengan meningkatnya appetite investor di pasar saham.
"Pemotongan suku bunga seharusnya dapat menyebabkan foreign inflow ke market, ditambah lagi pertumbuhan Indonesia yang diharapkan stabil sehingga dapat memberikan kesan pasar saham Indonesia menjadi menarik buat investor," ujar Laksono kepada Bisnis, dikutip Jumat, (9/2/2024).
Lebih lanjut Laksono mengatakan, perkiraan cut rate ini juga akan menjadikan obligasi pemerintah Indonesia menjadi lebih menarik. Pasalnya, harga obligasi berbanding terbalik dengan arah suku bunga dan yield. Oleh karena itu, kinerja obligasi pemerintah berpeluang meningkat.
"Selain obligasi pemerintah, penurunan suku bunga juga memberikan sentimen positif bagi pasar saham, khususnya pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti keuangan, teknologi, dan real estate," jelasnya.
Untuk saham pilihan utama, BRI Danareksa Sekuritas merekomendasikan sektor konsumer seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dengan target price (TP) Rp13.000, dan juga PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) dengan target harga Rp3.500.
"Serta saham-saham yang memiliki improvement dan pertumbuhan secara struktural dari sektor kesehatan emiten HEAL [TP Rp1.800], dari sektor telekomunikasi ada emiten ISAT [TP Rp11.100] dan di big banks yang menurut kami paling memiliki outlook yang solid ada emiten BBCA [TP Rp12.100]," pungkas Laksono.
____________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.