Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja BNI (BBNI) Moncer Sepanjang 2023, Intip Prospek Sahamnya

Saham Bank BNI (BBNI) berpotensi melejit ke level di atas Rp6.000 usai emiten perbankan pelat merah tersebut torehkan kinerja moncer sepanjang 2023.
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung uang rupiah di salah satu kantor cabang BNI di Tangerang Selatan, Banten, Kamis (30/6/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) berpotensi mencapai level di atas Rp6.000 usai emiten perbankan pelat merah itu menembus all time high di posisi Rp5.825 pada perdagangan sesi I, Selasa 6 Februari 2024.

Melansir dari RTI Business, dalam tiga tahun terakhir, harga saham BBNI telah naik 82,54%, hampir mencapai dua kali lipat. Capaian tersebut melampaui dua bank besar lainnya seperti BBCA yang naik 49,69% dan BBRI yang melonjak 41,87%.

Capaian kinerja harga saham BBNI juga diikuti oleh penguatan fundamental perusahaan. Laba bersih BNI juga mencapai ATH pada tahun 2023, yaitu sebesar Rp20,9 triliun, naik 14,2% dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar Rp18,3 triliun.

Capaian tersebut sejalan dengan estimasi beberapa analis sekuritas. Pertumbuhan laba bersih didorong oleh penurunan beban provisi sebesar 20,1%, akibat kualitas aset yang menunjukkan perbaikan.

Untuk tahun 2024, manajemen BNI menargetkan penyaluran kredit dengan pertumbuhan 9-11%, Net Interest Margin (NIM) di atas 4,5%, serta beban biaya pencadangan kredit (cost of credit) di bawah 1,4%.

Pelaku pasar dari kalangan analis menyambut positif target manajemen BBNI tersebut dan optimis bahwa hal tersebut dapat dicapai.

Analis KB Valbury Sekuritas Akhmad Nurcahyadi menyebut bahwa target penyaluran kredit tersebut dapat dicapai dan menyoroti likuiditas BNI yang melimpah, terutama disebabkan oleh peningkatan rasio CASA perseroan serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh melampaui industri.

Selain aspek likuiditas, faktor yang juga dicermati oleh pelaku pasar adalah adanya perbaikan kualitas aset yang diharapkan mendorong kinerja BBNI di tahun 2024.

Hal senada juga disampaikan Handy Noverdianus dan tim analis CGS CIMB Sekuritas yang menyebut metrik kualitas aset mengalami kenaikan yang signifikan.

“Dengan turunnya NPL 70bp YoY menjadi 2,1%, LAR turun 310bp YoY menjadi 12,9%, dan CoC turun 50bp YoY menjadi 1,4% pada FY23, sejalan dengan panduan BBNI," ujarnya dalam keterangan tertulis yang dikutip Kamis (8/2/2024).

Sebagai informasi, rasio NPL BNI di akhir Desember 2023 mencapai 2,1%, membaik dibandingkan akhir tahun sebelumnya yang mencapai 2,8%. Rasio kredit macet juga terus membaik secara kuartalan. Pada kuartal III/2023, rasio NPL BNI mencapai 2,3%.

Tidak hanya rasio NPL yang membaik, rasio kredit berisiko atau dikenal dengan Loan at Risk (LaR) menunjukkan perbaikan secara konsisten. LaR BBNI per akhir Desember 2023 mencapai 12,9%, turun dari 16% di 2022.

Perbaikan kualitas aset BNI tersebut membuat beban cost of credit BNI turun dari 1,9% di akhir Desember 2022 menjadi 1,4% akhir tahun lalu. Tahun ini, manajemen BBNI menargetkan cost of credit BBNI dapat di bawah 1,4% dan akan berada di level 1% dalam jangka panjang.

Menurut Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan, CFA,  target BNI untuk mencapai rasio LaR 10% di 2024 dan mencapai single digit di 2025 sejalan dengan target bank untuk mencapai cost of credit di bawah 1% untuk jangka panjang.

"Kami telah merevisi estimasi laba kami untuk 2024/25F sebesar 3%, terutama karena asumsi CoC yang sedikit lebih baik," tulis Erni dalam laporan risetnya.

Erni memperkirakan laba bersih BNI dapat tumbuh 16,7% di tahun 2024 menjadi Rp 24,4 triliun.

Sejalan dengan Ciptadana Sekuritas, CGS-CIMB Sekuritas juga memperkirakan laba bersih BNI di tahun ini berpotensi mencapai Rp 24,6 triliun.

Dengan adanya potensi pertumbuhan laba bersih hingga dua digit di 2024, kedua sekuritas tersebut mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BBNI. Ciptadana Sekuritas memasang target price BBNI di Rp6.300, setara dengan 1,4x Price to Book Value (PBV) BBNI di 2024, sedangkan CGS-CIMB mematok target harga BBNI di Rp 6.750, setara dengan 1,5x PBV.

______________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arlina Laras
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper