Bisnis.com, JAKARTA - Entitas PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Satria Bahana Sarana (SBS) menyampaikan rencana untuk melakukan initial public offering (IPO) untuk mendukung rencana pengembangan bisnis perusahaan.
SBS berdiri pada Maret 2004 dengan usaha inti sebagai jasa penyewaan kendaraan. Pada tahun 2005, SBS mengembangkan usahanya dengan memberikan jasa rental alat-alat berat, dan terus berkembang menjadi perusahaan kontraktor penambangan batu bara di tahun 2008.
SBS memiliki pusat di Muara Enim, Sumatera Selatan dengan layanan utama yakni kontraktor tambang, penyewaan alat berat, investasi pertambangan, dan manajemen aset.
Saat ini, saham SBS sebanyak 95% dimiliki oleh PT Bukit Multi Investama yang merupakan anak usaha PTBA. Sementara itu, sisanya sebesar 5% dimiliki oleh PT Bukit Asam Kreatif.
Saat ini, SBS memiliki beberapa alat berat seperti bulldozer sejumlah 37 unit, lalu 235 dumptruck, 54 excavator, 16 motor grader, dan 85 mesin support.
Per tahun 2022, SBS tercatat memiliki total aset Rp1,96 triliun, naik dari 2021 sebesar Rp1,72 triliun.
Baca Juga
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Direktur Utama PT SBS Agung Pratama mengatakan bahwa perusahaan terus berupaya untuk menghadapi tantangan agar dapat merealisasikan target perusahaan yang sudah ditetapkan.
Upaya tersebut meliputi, peningkatan kompetensi karyawan, melakukan perawatan khusus terhadap peralatan produksi dengan perencanaan peremajaan, dan tetap konsisten serta meningkatkan praktik Good Mining Practice.
Agung menyampaikan bahwa pihaknya telah menyiapkan beberapa rencana yang dapat meningkatkan produktivitas SBS.
Pertama, pihaknya bakal melakukan peremajaan peralatan di beberapa site project, kemudian persiapan rencana proyek baru di awal tahun 2025 yang harus dipersiapkan segala sesuatunya di tahun 2024.
"Pelaksanaan operasional proyek baru di tahun 2024, yang kebetulan lokasi project berada di luar wilayah Sumatera Selatan," ujarnya.
Kemudian salah satu rencana lainnya yang juga menjadi tujuan besar PT SBS, yakni Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Hal ini, kata Agung dilakukan untuk mendapatkan sumber modal yang bertujuan meningkatkan modal kerja dan memperluas bisnis, serta memberikan kesempatan bagi investor untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan Perusahaan dan memberikan nilai tambah bagi stakeholder.
"Harapan kami IPO ini dapat terealisasi sesuai dengan jadwal awal," ucap Agung.