Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara bagian dari MIND ID PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) mencetak rekor produksi sebesar 41,9 juta ton batu bara untuk tahun 2023. Analis melihat terdapat sederet tantangan yang menanti PTBA di tahun ini.
Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan mengatakan peningkatan produksi batu bara PTBA di 2023 memang positif bagi PTBA, karena PTBA ingin menaikkan volume sales. Hal tersebut seiring dengan penurunan harga batu bara acuan global.
Meski demikian, lanjutnya, penurunan harga batu bara ini memiliki efek yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan vpume penjualan PTBA.
"Saya melihat peningkatan produksi ini tetap belum mampu meningkatkan kinerja PTBA di tahun ini," ujar Felix, Selasa (23/1/2024).
Namun, lanjut Felix, yang patut dicermati adalah kinerja PTBA tahun 2022 merupakan high base effect yang merupakan outlier dalam hal ini.
Felix juga melihat terdapat beberapa tantangan yang menanti PTBA di tahun ini, selain dari harga batu bara yang tidak bisa dikendalikan. Tantangan tersebut adalah bagaimana PTBA bisa meningkatkan volume penjualan karena situasi di China dan India yang relatif cukup aman terkait produksi batu bara domestik, serta cadangan batu bara di PLTU mereka.
Baca Juga
Adapun Panin Sekuritas memberikan rekomendasi hold untuk saham PTBA, dengan target harga di Rp2.700 per saham.
Sebagaimana diketahui, PTVA memproduksi batu bara sebesar 41,9 juta ton sepanjang tahun 2023. Capaian produksi ini melampaui target PTBA sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal tahun 2023.
Pekan lalu, Corporate Secretary PTBA Niko Chandra mengatakan total produksi batu bara PTBA periode Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton. Produksi ini tumbuh 13% dibanding tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Kenaikan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara PTBA menjadi 37,0 juta ton. PTBA mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25% dibanding tahun 2022.
Sementara itu, penjualan domestik PTBA tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12% secara tahunan (year on year).
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.