Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rebalancing LQ45 hingga IDX30, Simak Strategi Manajer Investasi Racik Ulang Portofolio

Manajer Investasi menyiapkan sejumlah strategi meracik ulang portofolio investasi mereka.
Seseorang melihat papan harga saham yang ditampilkan di galeri perdagangan RHB Investment Bank Bhd. pada Selasa (17/2/2020). - Bloomberg/Samsul Said
Seseorang melihat papan harga saham yang ditampilkan di galeri perdagangan RHB Investment Bank Bhd. pada Selasa (17/2/2020). - Bloomberg/Samsul Said

Bisnis.com, JAKARTA — Evaluasi Bursa Efek Indonesia (BEI) terhadap sejumlah indeks utama seperti LQ45, IDX30, hingga IDX80 membuat manajer investasi menyiapkan strategi untuk meracik ulang portofolio reksa dana mereka. 

Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Eri Kusnadi menuturkan Batavia Prosperindo akan sebisa mungkin mengikuti rebalancing indeks utama ini.

"Sebisa mungkin kami ikuti [rebalancing] yah kalau reksa dana indeks. Kalau reksa dana aktif maka kami tetap pakai analisis internal kami," ujar Eri, dihubungi Jumat (26/1/2024).

Sementara itu, Chief Executive Officer Pinnacle Persada Investama (Pinnacle Investment Indonesia) Guntur Putra mengatakan pihaknya menerapkan strategi kuantitatif untuk meracik ulang portofolio mereka. Tim investasi Pinnacle melakukan pengelolaan secara aktif portofolio investasi mereka. 

Guntur menyebut, Pinnacle saat ini belum memiliki produk reksa dana atau ETF berbasis LQ45, IDX30, maupun IDX80. Akan tetapi, kata dia, mengenai rebalancing indeks utama seperti LQ45, IDX30, dan IDX80, Pinnacle Investment senantiasa melakukan evaluasi portofolio secara berkala. 

"Tetapi memang rebalancing indeks utama tidak terlalu relevan terhadap strategi investasi yang kami terapkan di portfolio reksa dana Pinnacle," tutur Guntur, Jumat (26/1/2024). 

Menurutnya, setiap keputusan rebalancing di dalam portofolio Pinnacle diambil dengan cermat untuk memastikan jika portofolio mencerminkan kondisi pasar terkini dan tetap sejalan dengan tujuan investasi Pinnacle.

Sementara itu, mengenai masuknya saham-saham baru seperti PTMP, MTEL, PGEO, dan MBMA Guntur menjelaskan saat ini saham-saham tersebut belum masuk kriteria di investment universe Pinnacle. 

"Keputusan untuk menyertakan saham-saham tersebut dalam produk reksa dana Pinnacle Investment akan didasarkan pada analisis likuiditas, dan variabel-variabel lainnya, serta pertimbangan risiko yang menyeluruh," kata dia. 

Hanya saja, kata Guntur, Pinnacle akan terus mengevaluasi secara berkala dan tidak menutup kemungkinan di kemudian hari saham-saham tersebut akan masuk ke dalam investment universe di Pinnacle Investment.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper