Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Tunggu Isyarat The Fed, Harga Emas Cenderung Sideways

Harga emas melemah pada Kamis dini hari, (25/1/2024), setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS yang kuat.
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas melemah pada Kamis dini hari, (25/1/2024), setelah data menunjukkan aktivitas bisnis AS yang kuat. Analis melihat masih ada peluang menguat dengan beberapa faktor tenikal.

Harga emas di pasar spot turun 0,7% menjadi US$2.014.56 per ons pada pukul 14:13. ET (19.13 GMT), mengincar sesi terburuknya dalam sepekan. Emas berjangka AS ditutup 0,5% lebih rendah pada US$2.016.00.

Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer menyampaikan saat ini mengalami penurunan, prediksi menunjukkan bahwa emas akan kembali menguat.

Fischer menyoroti pelemahan USD yang telah terjadi, memberikan dasar bagi potensi penurunan yang cukup tinggi terhadap mata uang tersebut. Ini sejalan dengan prediksi bahwa harga emas masih akan naik karena dianggap sebagai safe haven. Selain itu, kekhawatiran terkait konflik di Timur Tengah juga menjadi faktor pendorong bagi investor untuk beralih ke emas.

Menurutnya secara tren, masih ada potensi kenaikan harga emas. Perbandingan dengan harga terendah di kisaran US$2002 - US$2005 menunjukkan bahwa belum ada penurunan lebih lanjut, memberikan peluang untuk kenaikan lebih lanjut.

Rangkuman harga emas hari ini menunjukkan stabilitas setelah melemah dalam sesi perdagangan sebelumnya. Harga emas spot naik 0,1% menjadi US$2.015,74/oz, sementara harga emas berjangka turun 0,02% ke US$2.015,65.

Meskipun kedua logam mulia tersebut mengalami pelemahan pada penutupan Rabu, perkiraan support di US$2.007,70 dan resistance di US$2.041,90 memberikan gambaran mengenai potensi pergerakan harga ke depan.

Pada laporan Reuters, aktivitas bisnis AS pada bulan Januari meningkat, sementara inflasi tampaknya menurun. S&P Global mencatat peningkatan Indeks Output PMI Komposit AS menjadi 52,3, level tertinggi sejak Juni, menandakan ekspansi di sektor swasta. Meskipun demikian, emas tetap menjadi pilihan safe haven bagi investor, terutama dengan kondisi geopolitik di Timur Tengah yang memburuk.

Harga emas awalnya tertekan di awal tahun 2024, turun ke level terendah US$2.000/oz, namun rebound terjadi karena permintaan safe haven yang meningkat. Range perdagangan emas antara US$2.000 hingga US$2.050/oz dalam seminggu terakhir mencerminkan ketidakpastian pasar terkait kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Pasar logam kini menantikan isyarat lebih lanjut tentang kapan Fed mungkin memutuskan untuk memangkas suku bunga tahun ini. Perubahan kondisi ekonomi dan geopolitik terus menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan harga emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper