Bisnis.com, JAKARTA - Saham PT Mitra Telekomunikasi Nusantara Tbk. (MKNT) menjadi saham yang diperdagangkan dengan harga terendah saat ini, yaitu Rp3 per saham. Saham ini telah mengalami penurunan sejak 2019.
Bisnis mencatat saham MKNT juga tercatat pernah menyentuh level all time high pada 2018 sebesar Rp340 per saham. Namun, saham ini terus mengalami penurunan sejak saat itu.
Saham MKNT telah turun ke level gocap sejak pertengahan tahun 2019. Pada Juni 2019, saham MKNT masih berada pada level Rp167 per saham, tepatnya pada 28 Juni 2019.
Saham MKNT terus bergerak turun sejak saat itu. Pada September 2019, Saham MKNT akhirnya menyentuh level Rp50 per saham. Akan tetapi, saham MKNT sempat bergerak naik ke Rp53 per saham pada Oktober 2019, sebelum akhirnya tidur panjang di level Rp50 per saham hingga 9 Juni 2023.
Tahun lalu, BEI tercatat menerapkan peraturan perdagangan efek bersifat ekuitas pada papan pemantauan khusus. Harga saham papan akselerasi dan pemantauan khusus bisa menjadi Rp1 per saham sejak saat itu.
Setelah peraturan tersebut berlaku, saham MKNT terus melorot hingga mencapai titik terendahnya pada harga Rp2 per saham sejak 6 Oktober 2023.
Baca Juga
Sejak menyentuh Rp2, saham MKNT naik sekali pada level Rp3 per saham pada 15 Desember 2023, lalu kemudian turun lagi ke level Rp2 per saham. Saham MKNT naik lagi pada perdagangan Jumat (19/1/2024) ke level Rp3 dan saat ini bergerak stagnan.
Hingga kuartal III/2023, MKNT mencatatkan penjualan sebesar Rp1,24 triliun, turun 21,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,58 triliun.
Akan tetapi, MKNT mencatatkan rugi pada kuartal III/2023. Meski demikian, rugi ini susut 46,4% dari Rp14,8 miliar di kuartal III/2022, menjadi Rp7,94 miliar di kuartal III/2023.
Dengan begitu, MKNT mencetak price earning ratio (PER) sebesar negatif 1,56 kali dengan price book value negatif 0,86 kali. MKNT menjadi salah satu saham dengan harga terendah di Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini. Padahal, MKNT dahulu pernah menjadi distributor terbesar kedua pulsa Telkomsel.