Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) menyematkan 'tato' notasi khusus terhadap beberapa saham konglomerat, di antaranya yaitu milik Grup Bakrie, Grup Lippo, hingga Erick Thohir. Sebab, emiten-emiten itu membukukan ekuitas negatif pada laporan keuangan terakhir per kuartal III/2023.
Perlu diketahui, ada 17 huruf berbeda di setiap notasi khusus yang diberikan oleh Bursa, yang menunjukkan kondisi masing-masing emiten. Adapun, bagi emiten yang memiliki ekuitas negatif disematkan notasi E.
Mengacu data BEI per 19 Januari 2024, beberapa saham Grup Bakrie mendapatkan notasi khusus E terkait ekuitas negatif, di antaranya yakni PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (UNSP), dan PT Visi Media Asia Tbk. (VIVA).
Menilik laporan keuangan terakhir per September 2023, VIVA membukukan ekuitas negatif Rp2,47 triliun. Sementara itu BTEL dan UNSP masing-masing mencatat defisiensi modal neto Rp5,95 triliun dan Rp5,8 triliun.
Selanjutnya, emiten milik Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Media Tbk. (ABBA) juga terpantau memiliki ekuitas negatif sebesar Rp58,54 miliar per kuartal III/2023, sehingga disematkan notasi E oleh Bursa.
Saham milik Grup Lippo, PT First Media Tbk. (KBLV) juga terpantau membukukan ekuitas negatif sebesar Rp485,45 miliar pada laporan keuangan 9 bulan pertama 2023.
Baca Juga
Berikutnya, saham PT Net Visi Media Tbk. (NETV) juga masuk notasi khusus BEI karena ekuitas negatif sebesar Rp303,20 miliar. Sebagai informasi, saham NETV terafiliasi konglomerat Agus Lasmono yang juga merupakan keponakan Soeharto.
Saham maskapai penerbangan milik konglomerat Malaysia, Tony Fernandes, PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) juga membukukan defisiensi modal neto sebesar Rp7,68 triliun per kuartal III/2023.
Sebagai informasi, BEI menghimpun setidaknya ada 47 dari total 200 emiten yang masuk notasi khusus karena membukukan ekuitas negatif.
Selain saham-saham konglomerat, ada juga emiten BUMN yang ekuitasnya negatif, seperti PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk. (GMFI), PT Waskita Beton Precast Tbk. (WSBP), dan PT Indofarma Tbk. (INAF).
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, notasi khusus tidak perlu menjadikan suatu hal yang dikhawatirkan oleh para pelaku investor.
Sebab, notasi khusus dari BEI ini hanya bersifat memberikan informasi kepada investor dan bisa menjadikan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasi.
"Pasti kan mereka [investor] juga akan terus memantau ya, terkait dengan prospek kinerja dan laporan keuangan emiten. Selama penerapan good corporate governance terlaksana dengan baik, semestinya tidak perlu dikhawatirkan kalau menurut saya," ujar Nafan kepada Bisnis, dikutip Sabtu, (20/1/2024).
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.