Bisnis.com, JAKARTA — Konglomerat Garibaldi Thohir atau yang akrab disapa Boy Thohir melepas 2,3 miliar sahamnya di PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA).
Garibaldi Thohir tercatat melepas 2,3 miliar saham MBMA pada 17 Januari 2024, mengutip data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Pada hari sebelumnya 16 Januari 2024, Boy Thohir memegang 9,13 miliar saham MBMA atau setara 8,46%.
Namun demikian, pada 17 Januari 2024, saham MBMA yang dipegang Boy Thohir hanya 6,83 miliar atau setara 6,33%. Dengan demikian, Bos Grup Adaro tersebut melepas 2,3 miliar saham MBMA.
Pada perdagangan 17 Januari 2024, saham MBMA bergerak di rentang Rp655-Rp660 per saham. Dengan estimasi tersebut, maka transaksi yang dilakukan Boy Thohir mencapai Rp1,50 triliun-Rp1,51 triliun. Namun, estimasi tersebut masih merupakan asumsi harga pasar reguler, karena bisa saja transaksi terjadi di harga lain di pasar negosiasi.
Saham MBMA sendiri sedang dalam tren positif. Per Jumat (19/1/2024) pukul 14.15 WIB, saham MBMA naik 9,09% menjadi Rp720. Kapitalisasi pasarnya Rp77,76 triliun dengan valuasi PER 4.679,58 kali dengan PBV 3,31 kali. Dalam sepekan, saham MBMA naik 25,22%, dan sepanjang 2024 naik 28,57%.
Baca Juga
Konglomerat Garibaldi Thohir, salah satu pemegang saham MBMA.
Dana IPO MBMA
Sementara itu, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) melaporkan telah menggunakan dana IPO sebesar Rp7,99 triliun dari total dana IPO yang diraih sebesar Rp8,93 triliun.
Manajemen Merdeka Battery Materials menjelaskan penggunaan dana IPO dengan 8 tujuan seperti yang tertuang dalam prospektus telah dilaksanakan, namun masih terdapat beberapa realisasi yang belum sesuai dengan prospektus sehingga masih menyisakan dana IPO sebesar Rp936,04 miliar.
Secara lebih rinci, aliran dana untuk belanja modal anak usaha MTI akan digunakan untuk membiayai sebagian kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan Proyek AIM I, yang dijadwalkan akan memulai produksi pada pertengahan kedua tahun 2023. MBMA telah menyetor dana sebesar Rp749,50 miliar dari rencana Rp804,13 miliar.
Kemudian pendanaan modal kerja ke ZHN yang akan digunakan untuk pembelian bahan baku utama, dan kebutuhan lainnya baru disalurkan sebesar Rp624,41 miliar dari rencana sebesar Rp625,43 miliar.
Sementara itu, untuk pendanaan terhadap anak usaha SCM, SIP (HPAL 1A), ZHN untuk proyek pemasangan konversi nikel matte pada Smelter RKEF ZHN telah terealisasi seluruhnya sebesar Rp1,11 triliun.
Pada prospektus MBMA, aliran dana sebesar Rp536,08 miliar ke SCM akan digunakan untuk belanja modal untuk modal kerja, sampai dengan Desember 2023, rencana ini telah direalisasikan sebesar Rp327,59 miliar.
Sementara itu, rencana pinjaman dana Rp714,78 miliar ke SIP akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal yang timbul dari pembangunan HPAL 1a di IKIP sama sekali belum direalisasikan. Proyek ini merupakan bagian dari strategi usaha Grup MBM agar semakin terlibat dalam rantai nilai bahan baku strategis dan ke depannya dalam rantai nilai baterai kendaraan listrik.
Di sisi lain, MBMA telah melunasi beberapa utang dengan dana IPO yaitu pelunasan pokok utang perseroan dan pengambilalihan hak tahih perjanjian dengan total dana sebesar Rp4,91 triliun.
Pada perdagangan hari ini, Selasa (16/1/2024) pukul 11.00 WIB, saham MBMA parkir di level Rp640 per saham. sepanjang perdagangan saham MBMA bergerak di level Rp630 hingga Rp665 per saham. harga ini telah turun dari harga IPO April 2023 lalu di posisi Rp795 per saham. Kapitalisasi pasar MBMA tercatat sebesar 69,12 triliun, dengan PER sebesar 4142,12 kali dan PBVR sebesar 2,97 kali.