Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Angin Segar untuk Emiten TP Rachmat (DRMA) di Segmen Kendaraan Listrik

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) mendapatkan angin segar seiring dengan pelonggaran aturan TKDN untuk kendaraan listrik.
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal
Fasilitas produksi di salah satu pabrik produksi komponen otomotif emiten milik TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA). - Dok. Dharma Polimetal

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen komponen otomotif milik konglomerat TP Rachmat, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) mendapatkan angin segar seiring dengan pelonggaran aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) untuk kendaraan listrik oleh pemerintah.

Presiden Direktur Dharma Polimetal Irianto Santoso mengatakan DRMA siap merebut pasar komponen kendaraan listrik yang kian membesar seiring dengan pelonggaran aturan TKDN tersebut.

"Kami akan memanfaatkan aturan TKDN ini untuk semakin meningkatkan kapasitas produksi dan perluasan portofolio komponen kami sehingga semakin diperhitungkan di pasar internasional," ujar Irianto dalam keterangannya, dikutip Jumat, (19/1/2024).

Sebagai informasi, pemerintah memberikan kelonggaran waktu pencapaian target TKDN kendaraan listrik sebesar 40%. Hal itu sejalan dengan prospek dan potensi industri otomotif Indonesia pada tahun 2024. 

Pelonggaran waktu itu tertuang pada Perpres Nomor 79 Tahun 2023 tentang perubahan atas Perpres 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. Hal itu bertujuan untuk menarik minat investor dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

Menurut Irianto, relaksasi aturan TKDN itu telah memberikan dampak positif, pasalnya, akhir-akhir ini marak peluncuran mobil listrik dengan harga yang lebih murah karena dirakit di Indonesia dengan menggunakan komponen lokal. Hal tersebut merupakan potensi besar bagi bisnis produksi komponen otomotif yang dijalankan DRMA. 

Tak hanya itu, Indonesia menjadi basis produksi komponen otomotif dari berbagai prinsipal, untuk diekspor ke berbagai negara. Angka ekspor unit roda empat Completely Built-Up (CBU) dari Indonesia pada 2023 meningkat 6,7%, mencapai 505.134 unit dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 473.602 unit. 

"Merek-merek ternama Jepang dan Korea yang merupakan pelanggan DRMA seperti Daihatsu, Toyota, Mitsubishi Motors, dan Hyundai menjadi 4 merek mobil teratas yang melakukan ekspor sepanjang 2023," kata dia.

Alhasil, seiring dengan prospek kendaraan listrik yang positif di Tanah Air, DRMA membidik pendapatan tumbuh 40% hingga akhir tahun 2023. DRMA juga bersiap untuk turut membidik pasar luar negeri melalui para pelanggannya.

Berkaca terhadap kinerja keuangan terakhir, laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk DRMA melesat 107,8% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp519,41 miliar per 30 September 2023, dibanding periode sama 2022 sebesar Rp249,94 miliar. 

Kenaikan laba bersih perseroan didorong meningkatnya pendapatan 59,68% yoy menjadi Rp4,24 triliun dibandingkan kuartal III/2022 sebesar Rp2,65 triliun. 

Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan DRMA dari komponen roda dua berkontribusi sebesar Rp2,22 triliun, diikuti segmen roda empat sebesar Rp1,41 triliun, dan segmen lain-lain sebesar Rp610,17 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper