Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN Karya menyatakan nilai obligasi yang akan jatuh tempo sebesar Rp4,47 triliun pada 2024. Di sisi lain, penerbitan obligasi korporasi pada tahun ini diperkirakan masih dibayangi sentimen gagal bayar dari perusahaan konstruksi BUMN.
Menyitir laporan masing-masing perusahaan, dikutip Senin (15/1/2024), PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI), PT PP (Persero) Tbk. (PTPP), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan menghadapi sejumlah utang jatuh tempo.
Perinciannya, ADHI tercatat memiliki dua surat utang yakni Obligasi Berkelanjutan II Adhi Tahap II 2019 Seri B dan Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap II 2021 Seri B. Masing-masing obligasi memiliki nilai Rp473,5 miliar, sehingga memiliki total Rp947 miliar.
Obligasi Berkelanjutan II Adhi Tahap II 2019 Seri B akan jatuh tempo pada 25 Juni 2024, sementara Obligasi Berkelanjutan III Adhi Tahap II 2021 Seri B pada 24 Agustus 2024.
Sementara itu, PTPP akan menghadapi utang obligasi senilai Rp1,1 triliun pada 2024. Jumlah ini berasal dari dua obligasi. Pertama, Obligasi Berkelanjutan III PT PP (Persero) Tbk Tahap I Tahun 2021 - Seri A yang memiliki nilai pokok sebesar Rp850 miliar dengan bunga 8,50%. Pembayaran nilai pokok obligasi ini akan jatuh tempo pada 2 Juli 2024.
Kedua, Obligasi Berkelanjutan II PT PP (Persero) Tbk Tahap II Tahun 2019 Seri B. Obligasi bernilai pokok Rp250 miliar dan bunga 8,50% ini akan jatuh tempo pada 27 November 2024.
Baca Juga
Adapun WIKA memiliki dua utang obligasi yakni Obligasi Berkelanjutan I Wijaya Karya Tahap II Tahun 2021 Seri A senilai Rp495 miliar yang jatuh tempo pada 3 Maret 2024.
Selain itu, ada pula Obligasi Berkelanjutan II Wijaya Karya Tahap I Tahun 2021 Seri A yang memiliki nilai pokok Rp571 miliar. Surat utang dengan balutan kupon 8,25% tersebut akan jatuh tempo pada 8 September 2024.
Daftar BUMN Karya terakhir adalah WSKT yang memiliki Obligasi Berkelanjutan III Tahap IV Seri B dengan nilai pokok Rp1,36 triliun. Obligasi ini bakal jatuh tempo pada 16 Mei 2024.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, analis memperkirakan penerbitan obligasi korporasi di Indonesia pada 2024 masih dibayangi sentimen risiko gagal bayar, terutama dari emiten konstruksi pelat merah yakni Waskita Karya dan Wijaya Karya.
Mengacu pada data dari Fitch Ratings, total gagal bayar obligasi korporasi di Indonesia hingga November 2023 mencapai Rp5,6 triliun yang sebagian berasal dari WSKT.
Selain itu, WIKA juga mengalami gagal bayar sukuk Rp184 miliar dan obligasi korporasi senilai Rp331 miliar pada Desember 2023. Risiko gagal bayar diperkirakan masih ada, karena WIKA memiliki sukuk dan obligasi jatuh tempo senilai Rp1,5 triliun pada 2024.
Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan, risiko gagal bayar obligasi korporasi masih cukup tinggi, terutama dari emiten konstruksi pelat merah, sehingga investor cenderung menghindari sektor konstruksi.
“Saat ini risiko gagal bayar masih cukup tinggi di 2024, terutama dari BUMN Karya, sehingga obligasi sektor konstruksi agak dihindari investor kecuali ada jaminan pemerintah,” ujar Lionel.
--------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.