Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke Filipina pada pekan lalu mengapresiasi investasi PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) melalui Kopiko Philippines Corporation (KPC).
Presiden Jokowi menyampaikan Kopiko Philippines Corporation (KPC) salah satu produsen produk kopi di Filipina yang merupakan bagian dari Mayora Indah. KPC merupakan salah satu bentuk investasi dunia usaha Indonesia yang mampu menguasai pasar di Filipina.
"Kopiko Philippines Corporation mampu menguasai pasar di Filipina (hampir 50%)," tulis Jokowi dalam unggahan Intagramnya, Jumat (12/1/2024).
Jokowi pun berharap industri tersebut dapat memberikan dampak positif bagi para petani Indonesia untuk turut berkontribusi dalam menyediakan bahan baku produksi.
Selain industri pengolahan makanan dan minuman, Presiden juga mengunjungi industri pengolahan rumput laut di W Hydrocolloids Inc. Menurutnya, Indonesia juga memiliki peluang besar untuk mengembangkan industri pengolahan rumput laut.
"Peluang ini jelas menguntungkan para petani rumput laut Indonesia, karena didukung wilayah pesisir yang besar. Saya berharap pengolahan rumput laut di Indonesia terus meningkat, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi para petani," imbuh Jokowi.
Baca Juga
View this post on Instagram
Mengutip laporan keuangan MYOR, Kopiko Philippine Corporation (KPC) di Filipina bergerak dalam industri pengolahan kopi bubuk. MYOR memegang 99,99% saham KPC dengan aset Rp390,61 miiar.
Namun, MYOR belum mencantumkan spesifik berapa konstribusi penjualan dari KPC. Per September 2023, MYOR mencatatkan pendapatan Rp22,89 triliun, dengan kontribusi pasar Indonesia Rp13,06 triliun, Asia Rp9,36 triliun, dan lain-lain Rp461,69 miliar.
Sementara itu, PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) membukukan peningkatan kinerja sepanjang 9 bulan 2023. MYOR mencetak peningkatan laba bersih menjadi Rp2,02 triliun hingga kuartal III/2023.
MYOR membukukan penjualan bersih senilai Rp22,8 triliun pada 9 bulan 2023. Penjualan bersih ini meningkat tipis 2,99% dari Rp22,22 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penjualan ini didorong oleh penjualan lokal senilai Rp13,07 triliun hingga kuartal III/2023. Sementara itu, porsi penjualan ekspor MYOR adalah senilai Rp9,82 triliun pada 9 bulan 2023.
Beban pokok penjualan MYOR hingga 9 bulan 2023 berhasil turun menjadi 16,78 triliun. Beban pokok penjualan ini turun 4,01% dari Rp17,48 triliun secara tahunan.
Dengan hal tersebut, laba kotor MYOR naik 28,76% menjadi Rp6,11 triliun hingga kuartal III/2023. Laba kotor ini naik dari Rp4,74 triliun dibandingkan kuartal III/2022.
Peningkatan tersebut turut membuat MYOR mencetak laba bersih sebesar Rp2,02 triliun. Laba ini menebal 86,79% dibandingkan kuartal III tahun lalu yang sebesar Rp1,08 triliun.
Meningkatnya laba bersih ini turut membuat laba per saham MYOR naik dari Rp49 per saham, menjadi Rp91 per saham.
Hingga kuartal III/2023, jumlah aset MYOR naik menjadi Rp23,4 triliun, dari Rp22,2 triliun di akhir 2022.
Jumlah liabilitas MYOR turun dari Rp9,44 triliun di Desember 2022, dari Rp9,32 triliun di akhir September 2023. Adapun jumlah ekuitas MYOR naik menjadi Rp14 triliun di 30 September 2023, dari Rp12,8 triliun di 31 Desember 2022.