Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk. (ACRO) terpantau dibuka naik 34,25% ke posisi Rp145 pada hari perdananya resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Kamis (11/1/2024).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 WIB saham ACRO naik 34,25% ke posisi Rp145 per saham dari harga IPOnya yaitu Rp108 per saham.
Hingga pukul 09.01 WIB, ACRO terus bergerak naik dengan kenaikan 19,44% dan berada di posisi Rp129 per saham. ACRO bergerak di rentang Rp118-Rp145 per saham.
Sebanyak 41,16 juta saham telah ditransaksikan dalam 3.931 kali transaksi dengan total nilai Rp5,26 miliar. Kapitalisasi pasar juga tercatat hingga Rp447,52 miliar.
Berdasarkan prospektus, ARCO menawarkan 693,82 juta saham seri A atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nominal Rp20 per saham.
ACRO memberikan harga penawaran umum di batas atas Rp108 per saham, alhasil dana segar yang diraup dari hajatan IPO ini maksimal sebesar Rp74,93 miliar.
Baca Juga
ACRO secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 231,27 waran seri I atau sebanyak-banyaknya 8,33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka IPO. Waran Seri I memiliki rasio 1:3 terhadap saham baru, artinya 3 saham baru berhak atas 1 waran.
Waran Seri I memiliki harga pelaksanaan Rp186, total hasil pelaksanaan Waran Seri I adalah sebanyak-banyaknya Rp43,01 miliar.
Adapun ACRO akan menggunakan 30% dana IPO untuk pembelian mesin dengan rincian 60% pembelian mesin dalam rangka pengembangan produk baru dan 40% pembelian mesin dalam rangka peningkatan dan otomatisasi proses produksi.
Kemudian sekitar 10% akan digunakan untuk membayar pinjaman dolar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk.
Selanjutnya sekitar 15% dengan rincian 80,76% akan digunakan untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur serta 19,24% akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sisanya akan digunakan untuk modal kerja, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik.