Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Melorot Dibebani Saham Prajogo Pangestu BREN & TPIA yang Ambrol

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 24 poin atau 0,38% ke posisi 7.169 ditekan saham Prajogo Pangestu BREN & TPIA pada perdagangan Rabu, (10/1/2024).
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melorot 24 poin atau 0,38% ke posisi 7.169 ditekan saham Prajogo Pangestu BREN & TPIA pada pembukaan perdagangan Rabu, (10/1/2024).

Investor terpantau memperdagangkan 804 juta saham seketika pasar dibuka dengan jumlah transaksi sebanyak 62.850 kali. Selain itu, nilai transaksi saham diperkirakan mencapai Rp614,7 miliar.

Terdapat 168 saham yang menguat, 129 saham yang melemah dan 211 saham staganan.  Kendati jumlah saham yang turun lebih sedikit, saham-saham berkapitalisasi besar yang terkoreksi ikut menekan laju indeks komposit.

Misalnya adalah saham milik Prajogo Pangestu yakni BREN yang turun 6,48% dan TPIA yang terkoreksi 13,5%. Selain itu saham ASII dan ikut berkontribusi karena melorot 1,35%.

Trio bank BBCA, BBNI, dan BMRI ikut mengalami penurunan dengan masing-masing sebesar 0,26%, 0,88% dan 1,33%.

Sementara itu, saham big caps yang masih menghijau adalah AMMN 0,38% dan TLKM 0,51%.

Tim Riset Yugen Bersinar Sekuritas menyatakan pergerakan IHSG masih terlihat cenderung berada dalam tekanan setelah tidak mampu mempertahankan support level terdekatnya. Selain itu terdapat gelombang tekanan penjualan yang belum mereda.

“Namun pergerakan IHSG saat ini masih ditopang oleh arus capital inflow yang telah tercatat secara ytd masuk ke dalam pasar modal Indonesia,” tegas tim pada Rabu (10/1/2024).

Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah fluktuasi nilai tukar rupiah serta harga komoditas masih akan turut membayangi pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang. Maka hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas.

Mereka merekomendasikan saham-saham seperti SMGR, BBNI, ICBP, BBRI, dan JSMR pada hari ini.

Sementara itu, Tim Riset Phintraco Sekuritas menyatakan IHSG dari kaca mata Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak turun didukung value dan volume transaksi di Selasa (9/1/2024). Kondisi ini mengindikasikan tekanan jual masih cukup besar.

“IHSG diperkirakan masih akan dibayangi oleh potensi koreksi lanjutan dari sektor basic material berkaitan dengan aksi profit taking selektif. Di sisi lain, pada (9/1/2024) rilis data Indeks Keyakinan Konsumer (IKK) bulan Desember sebesar 123.8, lebih tinggi dibandingkan 123.6 pada bulan November 2023, namun lebih rendah dari ekspektasi di 124.

Dari sisi eksternal, pelaku pasar mengantisipasi data pengangguran dari Eropa di pekan ini. Dari pasar US, data inflasi menjadi data yang diantisipasi pada pekan depan. Kedua data ini berpotensi memengaruhi pandangan pasar terhadap arah kebijakan moneter dari bank sentral besar untuk beberapa bulan kedepan.

Dengan demikian, saham-saham defensif menjadi top picks kami di esok hari diantara UNVR, ERAA dan trading buy LPPF, MAPI, JSMR, ARTO, CMRY, PNBN.

Tim riset MNC Sekuritar melihat IHSG yang terkoreksi 1,14% ke 7.200, pada Selasa (8/1/2024) masih didominasi oleh volume penjualan. Koreksi dari IHSG pun telah break dari MA20-nya dan kembali lagi telah mengenai target koreksi yang diberikan.

Posisi IHSG saat ini diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (ii) dari wave [iii], sehingga secara garis besar IHSG masih rawan terkoreksi untuk menguji 7.021 hingga 7.111. Namun, dalam jangka pendek IHSG berpeluang menguat untuk menguji ke 7.235 hingga 7.289.

-------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper