Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Kembali Hijau, Siap Tembus US$74 per Barel

Harga minyak terpantau naik pada perdagangan akhir pekan, diperkirakan harga minyak WTI bisa segera menembus US$74 per barel.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah membukukan kenaikan mingguan hingga 3 persen, didukung oleh gangguan produksi di Libya dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Mengutip data Bloomberg, Sabtu (6/1/2023), harga minyak West Texas Intermediate menguat mendekati USS$74 per barel, tepatnya di US$73,81 per barel atau naik 2,24 persen dari hari sebelumnya dan membukukan kenaikan mingguan sebesar 3 persen.

Sementara, harga minyak mentah Brent sudah melonjak lebih dulu ke US$78,76 per barel atau naik 1,51 persen dari hari sebelumnya.

Para pengunjuk rasa di Libya telah mengganggu pasokan dari ladang Sharara dan El-Feel, yang dapat menyebabkan keluarnya sekitar 300.000 barel per hari dari pasar.

Sementara itu, kelompok militan Houthi di Yaman kembali mengklaim melakukan serangan terhadap kapal dagang di Laut Merah.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken sedang dalam perjalanan ke Timur Tengah setelah serangan mematikan di Iran yang memicu kekhawatiran bahwa konflik akan semakin meluas.

Risiko geopolitik mengimbangi data persediaan AS yang bearish yang menunjukkan peningkatan besar dalam persediaan bensin dan solar.

Adapun, melansir laporan ICDX sentimen positif pada harga minyak terjadi pada persediaan minyak mentah sebanyak 5,5 juta barel dalam sepekan.

Penurunan stok tersebut sebagian besar disebabkan oleh gangguan pengiriman di Laut Merah, yang menghambat distribusi minyak. Situasi ini dapat memicu kekhawatiran ketersediaan minyak yang mendorong naiknya harga minyak.

Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah masih memanas dan dapat mempengaruhi pasar minyak. Serangan mengejutkan ISIS terhadap Iran yang menewaskan hampir 100 orang, dinilai dapat berdampak langsung pada stabilitas pasar minyak, menciptakan tantangan konflik geopolitik yang akan terus berlangsung.

ICDX memperkirakan secara teknikal, harga minyak diperkirakan berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level US$74 per barel. Namun, apabila kembali menemui katalis negatif, harga minyak berpotensi turun ke support terdekat di level US$69 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper