Bisnis.com, JAKARTA - Prahara Asuransi Jiwasraya akan segera menemui babak terakhir dengan persetujuan penutupan secara permanen oleh Kementerian BUMN.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan pemegang polis ritel PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebesar Rp8,2 triliun akan direstrukturisasi.
Dia bersyukur kerja keras banyak pihak dalam menyelesaikan persoalan lama Jiwasraya telah berhasil diselesaikan dengan tuntas melalui restrukturisasi, bail in dan transfer.
"Alhamdulillah hari ini kita lihat bersama proses penuntasan penyelamatan polis Jiwasraya dengan success rate persetujuan dari pemegang polis sebesar 99,7 persen” ujar Erick dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (3/1/2024).
Erick menjelaskan pemegang polis yang menyetujui restrukturisasi sebesar 99,7 persen terdiri atas korporasi sebesar Rp19,5 triliun, bancassurance sebesar Rp 10,4 triliun, dan ritel sebesar Rp 8,2 triliun.
"Ini bukan hal yang mudah, namun Alhamdulillah seperti komitmen awal bahwa program penyelamatan pemegang polis menjadi prioritas utama sebagai bentuk perlindungan nasabah Jiwasraya," ucapnya.
Baca Juga
Erick mengatakan Holding BUMN Asuransi, Penjaminan, dan Investasi atau Indonesia Financial Group (IFG) berhasil menjawab kepercayaan dalam mengoptimalkan penyertaan modal negara (PMN) untuk menyelesaikan restrukturisasi polis Jiwasraya. Erick berharap IFG melalui IFG Life dapat meneruskan capaian positif dalam memberikan proteksi kepada nasabah.
"Harapannya IFG Life terus bertumbuh menjadi perusahaan asuransi jiwa yang semakin besar, inovatif dan berkelanjutan," katanya.
Bersamaan dengan berakhirnya program restrukturisasi Jiwasraya ini, pemerintah juga mencairkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp3 triliun.
Jumlah ini membuat uang negara yang dikucurkan untuk penyelesaian Jiwasraya per Desember 2023 mencapai Rp31,16 triliun. Uang pajak ini terdiri dari pencairan pada 2021 sebesar Rp20 triliun dan 2023 sebesar Rp3 triliun.
Selanjutnya terdapat penguatan permodalan dari holding sebesar Rp6,7 triliun pada 2022 dan Rp1,46 triliun pada 2023 ini.
IFG Life juga disiapkan menerima penyertaan modal negara sebesar Rp3,56 triliun pada kuartal I/2024.
Dana PMN pada tahun 2024 ini berasal dari pencairan aset yang saat ini dikelola oleh Kejaksaan Agung.
“Setelah 4 tahun, maka restrukturisasi ini dapat berakhir hari ini dengan minim riak. Ini [restrukturisasi] model bail in dengan [fokus] menyelamatkan nasabahnya [melalui IFG Life],” ujar sosok yang akrab disapa Tiko itu.
Direktur Utama IFG sekaligus Ketua Tim Percepatan Restrukturisasi Hexana Tri Sasongko menuturkan skema penyelamatan nasabah Jiwasraya hingga dinyatakan berakhir hari ini, Jumat, 29 Desember 2023 merupakan solusi terbaik yang didapat pemerintah.
Tim restrukturisasi, kata dia, dengan melakukan perhitungan terbaik mampu memberikan 60% recovery kepada pemegang polis. Keputusan ini juga telah melewati pembahasan yang panjang di DPR RI selama 11 bulan.
Efek ke Pasar Modal
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy menuturkan jika terjadi penjualan portofolio saham Jiwasraya maka tidak akan secara signifikan menurunkan kinerja IHSG. Irvan menjelaskan, IHSG saat ini didorong oleh gerak saham-saham LQ45.
"Jadi saya merasa kalaupun ada penurunan enggak akan banyak. Karena driver-nya di LQ45," ujar Irvan, ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (2/1/2024).
Menurut Irvan, pergerakan IHSG saat ini tergantung dengan LQ45 yang didominasi saham-saham top 10 dan top 15 di Bursa.
"Jadi saya pikir ya tergantung dari saham-saham yang besar," tuturnya. Irvan juga menuturkan Bursa tetap akan melakukan pengawasan terkait transaksi penjualan saham yang dilakukan oleh Jiwasraya.
Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman optimistis gerak IHSG tidak akan terpengaruh oleh penjualan portofolio saham Jiwasraya. "Tidak ada [pengaruhnya]. Aman," ujar Iman, Selasa (2/1/2024).