Bisnis.com, JAKARTA - Emiten maskapai penerbangan pelat merah, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengumumkan telah menyelesaikan pelunasan sebagian obligasi dan sukuk senilai US$50 juta atau sekitar Rp774,75 miliar (kurs jisdor Rp15.495 per dolar AS).
Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra mengatakan, pelunasan sebagian surat utang dan sukuk perseroan dilakukan dengan skema tender offer pada Jumat 29 Desember 2023. Sumber dana yang digunakan berasal dari kas internal GIAA.
"Perseroan telah melakukan penyelesaian pelunasan sebagian surat utang dan sukuk sebagaimana telah dipublikasikan dalam situs web Singapore Exchange atau SGX," ujar Irfan dalam keterbukaan informasi pada Rabu, (3/1/2024).
Secara terperinci, jumlah total pelunasan prinsipal adalah sebesar US$50 juta atau sekitar Rp774,75 miliar. Selain pembayaran pelunasan prinsipal atau pokok utang, terdapat biaya lain berupa accrued interest, deffered payment in kind, dan beban pajak yang timbul sebesar US$2,32 juta.
Alhasil, sisa jumlah pokok utang obligasi dan sukuk GIAA adalah sebesar US$500 juta atau sekitar Rp7,75 triliun.
"Setelah dilaksanakannya pelunasan sebagian tersebut, sisa jumlah total prinsipal terutang surat utang dan sukuk perseroan adalah sebesar US$500.672.257," kata Irfan.
Baca Juga
Dia menegaskan, tidak terdapat dampak langsung terhadap kegiatan operasional perseroan. GIAA pun memastikan bahwa seluruh kegiatan operasional berjalan dengan normal.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, aksi korporasi pelunasan sebagian surat utang dan sukuk GIAA itu melalui skema tender offer kepada pemegang obligasi yang merupakan kreditur perseroan dalam proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).
Irfan mengatakan, alokasi dana tersebut bersumber dari kas internal perseroan, sejalan dengan kebijakan pengelolaan kas perusahaan yang salah satunya diprioritaskan untuk penyelesaian kewajiban GIAA kepada para kreditur.
Menilik laporan keuangan per kuartal III/2023, kas dan setara kas pada akhir periode GIAA sebesar US$351,81 juta, atau Rp5,46 triliun, kas itu sebagian dipakai untuk melakukan tender offer surat utang dan sukuk. Posisi kas tersebut naik dibandingkan periode sama 2022 sebesar US$167,99 juta.