Bisnis.com, JAKARTA - Emiten penjual alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) memperkirakan kompetisi penjualan alat berat akan semakin ketat pada tahun 2024. Hal ini salah satunya disebabkan oleh adanya tahun politik.
Direktur Utama INTA Petrus Halim mengatakan tahun 2024 merupakan tahun politik yang akan berdampak pada turunnya kondisi perekonomian dan melambatnya proses birokrasi.
Petrus menjelaskan pada sektor pertambangan, khusunya batu bara, beberapa pengamat memperkirakan harga batu bara masih turun melandai pada awal 2024 dan baru akan naik di akhir tahun 2024.
"Hal ini akan mempengaruhi kompetisi alat berat yang semakin ketat. Begitu juga di sektor nikel, diprediksi masih dalam tren menurun," tutur Petrus dalam paparan publik INTA, Selasa (19/12/2023).
Namun, lanjut Petrus, dengan terbitnya RKAB untuk tambang nikel secara tepat waktu, diharapkan permintaan terhadap nikel akan meningkat. Hal tersebu menurutnya sangat berpotensi untuk mendongkrak penjualan alat berat pada kelas 20-30 ton dan penjualan dump truck.
Kemudian di sektor industri kehutanan, menurut Petrus para pemain utama fokus meningkatkan produksi kayunya. Hal ini memberikan peluang bagi INTA untuk menjual produk alat berat di sektor ini.
Baca Juga
Sektor lainnya yakni semen di 2024 diperkirakan masih akan melakukan efisiensi dan efektivitas biaya produksi. Menurut Petrus, hal ini bisa menjadi peluang bagi pabrikan dan distributor alat berat untuk dapat memberikan solusi.
Dia melanjutkan, di tengah menurunnya harga komoditas batu bara, nikel, CPO dan komoditas lainnya di tahun ini yang berdampak terhadap penurunan penjualan alat-alat berat di Indonesia sekitar 25%, tetapi INTA mampu meningkatkan kinerja penjualan sehingga dapat meningkatkan pendapatannya.
Peningkatan penjualan ini khususnya penjualan di segmen usaha alat konstruksi yakni alat berat dan suku cadang dari Rp408,12 miliar di periode yang sama ditahun 2022 menjadi Rp632,03 miliar di tahun 2023 atau meningkat 54,86%.
Adapun secara keseluruhan, dari sisi kinerja operasional, INTA mampu meningkatkan pendapatan usahanya dari Rp497,16 miliar periode yang sama di tahun 2022 menjadi Rp702,88 miliar di bulan September 2023. Peningkatan ini terjadi seiring dengan kenaikan pada segmen usaha INTA di bidang penjualan alat berat dan suku cadang.
Sementara itu, beban usaha INTA mengalami penurunan dari Rp110,66 miliar di tahun 2022 menjadi Rp109,29 miliar di tahun 2023. Alhasil, laba operasional INTA juga meningkat tajam dari negatif Rp27,3 miliar di tahun 2022, menjadi positif Rp41,08 miliar di tahun 2023.
EBITDA INTA juga meningkat tajam dari Rp59,63 miliar tahun 2022 menjadi Rp118,25 miliar untuk tahun 2023.