Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prospek Manis Bisnis Infrastruktur TPIA Bareng EGCO Group

Analis menilai prospek cerah Chandra Asri Petrochemical (TPIA) yang terus melakukan diverisfikasi bisnisnya hingga ke sektor infrastruktur.
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja beraktivitas pada proyek pengaspalan berbahan campuran plastik yang diproduksi PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. di kawasan BSD City, Tangerang, Banten, Kamis (21/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Prajogo Pangetu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dinilai akan menjadi salah satu pemain penting di sektor infrastruktur Tanah Air, seiring langkah perseroan yang agresif menggandeng mitra strategis.

Teranyar, TPIA mengantongi investasi senilai US$194 juta setara Rp3 triliun dari produsen energi asal Thailand, Electric Generating Plc Ltd atau EGCO Group. Melalui investasi ini, EGCO akan mengakuisisi 30% saham anak usaha TPIA, yakni PT Chandra Daya Investasi (CDI). Adapun CDI merupakan entitas TPIA yang fokus pada solusi infrastruktur.

TPIA akan berupaya mempertahankan kepemilikan mayoritas atau 70% saham di CDI. Dana dari penjualan saham CDI akan digunakan untuk pengembangan bisnis infrastruktur TPIA dan EGCO, yang meliputi energi, air dan fasilitas pelabunan.

Sebagai catatan, portofolio aset infrastruktur inti milik CDI meliputi perusahaan air yang terintegrasi di Indonesia. Perusahaan tercatat mengelola salah satu dari 2 Pembangkit Listrik Siklus Gabungan turbin gas di Indonesia.

Kemudian, CDI juga memiliki perusahaan patungan pembangkit listrik ramah lingkungan berkapasitas 200 MW dengan Posco International, dan perusahaan jasa penyewaan tangki perantara serta pengelolaan dermaga terintegrasi yang berbasis di kawasan industri terkemuka di Jawa.

Dalam riset yang disusun oleh tim analis Sucor Sekuritas Andreas Yordan Tarigan, Edward Lowis, dan Jeremy Hansen NH mengatakan, TPIA terus melakukan diverisfikasi bisnisnya hingga ke sektor infrastruktur. Baru-baru ini, TPIA mengakuisisi 70% saham PT Krakatau Daya Listrik (KTDL) dan 40 % saham PT Krakatau Tirta Indutstri (KTI).

KTDL tercatat mengelola 120 megawatt pembangkit listrik gabungan dan bakal menaikkan kapasitanya melalui kerja sama dengan Posco Energy, sementara KTI mengelola infastruktur air dengan kapasitas 4.600 lps.

Lebih lanjut pada diversifikasi bisnis lain, Chandra Asri sedang membangun pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (pabrik CA-EDC) dengan total kapasitas 900 ktpa. Pabrik ini merupakan salah satu penghasil material penting dalam logam terkait kendaraan listrik (EV).

“Kami menilai strategi TPIA saat ini dapat mendorong kinerja yang lebih kuat dengan volatilitas pendapatan yang lebih rendah,” kata tim analis Sucor dalam risetnya, dikutip Kamis (14/12/2023).

Analis Sucor menilai TPIA masih memiliki likuiditas yang cukup dengan kas sebesar US$1,9 miliar, yang mayoritas diraih dari rights issue senilai US$1 miliar pada 2021. Kas jumbo ini memberikan fleksibilitas kepada TPIA untuk mengakuisisi aset-aset strategis di harga murah, khususnya di tengah perlambatan ekonomi global.

Sucor Sekuritas menginisiasi rekomendasi neutral untuk saham TPIA. Mereka menilai TPIA berdasarkan discounted cash flow (DCF) dengan target nilai ekuitas US$10,9 miliar. Rekomendasi neutral mencerminkan likuiditas dan neraca yang yang kuat untuk ekspansi.

“Kami memperkirakan TPIA dapat menghasilkan arus kas bebas hingga US$7,2 miliar dalam 10 tahun ke depan, yang bisa membiayai akuisisi aset,” jelas analis Sucor.

TPIA mencatatkan rugi bersih US$21,38 juta atau setara Rp331,11 miliar. Rugi ini terpangkas 80,83% sepanjang sembilan bulan 2023.

Berdasarkan laporan keuangan, TPIA membukukan penurunan pendapatan sebesar 14,64% menjadi US$1,66 miliar atau setara Rp25,74 triliun (kurs jisdor Rp15.487) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$1,94 miliar.

Pendapatan TPIA masih ditopang oleh penjualan lokal yaitu sebesar US$1,16 miliar. Rinciannya penjualan produk polyolefin, styrene monomer, butadiene dan olefin sebanyak US$1,11 miliar dan penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya sebesar US$48,94 juta. Sementara itu, untuk penjualan ekspor, TPIA meraup US$492,98 juta untuk seluruh produk-produk TPIA.

Direktur Chandra Asri Suryadi menjelaskan penurunan pendapatan dipengaruhi oleh gangguan supply-demand eksternal yang menyebabkan penurunan volume penjualan secara keseluruhan untuk kuartal III/2023.

“Meskipun terdapat ketidakpastian geopolitik dan harga energi yang berlanjut, Chandra Asri tetap optimis mengenai prospek jangka panjangnya dan dengan tekun mengejar rencana ekspansinya dengan fokus dan disiplin, sambil memperkuat rantai nilai industri Indonesia,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (1/11/2023).

________________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper