Bisnis.com, JAKARTA — Dua emiten di sektor energi baru dan terbarukan, yakni PT PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO), berlomba melakukan ekspansi bisnis guna mengembangkan kapasitas dan mempercepat pertumbuhannya. Gairah ekspansi keduanya pun menyulut euforia di kalangan investor terhadap saham mereka.
BREN melalui anak usahanya, yakni PT Barito Wind Energy telah mencapai kesepakatan secara prinsip pada Jumat (8/12/2023) dengan UPC Renewables Asia Pacific Holdings Pte. Ltd dan ACEN Renewables International Pte. Ltd, membuka jalan untuk akuisisi 100% saham PT UPC Sidrap Bayu Energy (Sidrap).
Terletak di Sulawesi Selatan, Sidrap adalah pembangkit listrik tenaga angin pertama di Indonesia dan salah satu yang terbesar di negara ini dengan kapasitas 75 MW.
Sebagai bagian dari langkah strategis ini, akuisisi juga akan mencakup PT Operation and Maintenance Indonesia (OMI), yang memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan operasional Sidrap.
Berita tentang aksi korporasi emiten EBT menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Senin (11/12/2023). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:
Baca Juga
Sentilan Jokowi Kala Kredit UMKM Tak Kunjung Sesuai Harapan
Laju penyaluran kredit perbankan ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM masih belum sesuai dengan harapan pemerintah. Presiden pun meminta kepada para pemangku kepentingan terkait untuk menerapkan strategi berbeda dalam memacu segmen ini.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi memang sudah berkali-kali meminta pelaku industri perbankan untuk memperbesar porsi penyaluran kredit mereka ke segmen UMKM. Sejumlah kebijakan pun telah diterapkan pemerintah, tetapi laju penyaluran kredit ke sektor ini masih terbatas.
Jokowi mengungkap kegelisahan terhadap porsi pembiayaan UMKM Tanah Air yang masih kecil. Dirinya pun menyentil beberapa pihak mulai dari perbankan hingga regulator.
"Pembiayaan UMKM harus dipermudah, penyaluran kredit [UMKM] baru 21% dari total kredit yang ada," ujarnya dalam Pembukaan BRI Export, Kamis (7/12/2023).
Babak Baru Pengembangan Biomassa di Tengah Upaya Transisi Energi
Pengembangan co-firing atau pencampuran biomassa dengan batu bara sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap bakal memasuki babak baru seiring dengan terbitnya aturan anyar ihwal pemanfaatan bahan bakar green tersebut.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif resmi menerbitkan yang mengatur soal target bauran biomassa di PLTU batu bara, landasan kewajiban pasok dalam negeri atau domestic market obligation (DMO), dan pengaturan harga biomassa untuk menopang program co-firing tersebut.
Aturan itu tertuang dalam Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2023 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Biomassa Sebagai Campuran Bahan Bakar Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang disahkan pada 27 November 2023.
Lewat Pasal 6 Permen ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif menerangkan, peningkatan kapasitas bauran co-firing bakal dilakukan secara bertahap setiap tahunnya.
Euforia Investor di Tengah Gairah Ekspansi Emiten EBT
Di pasar, investor tampaknya tengah mengalami euforia terhadap saham-saham EBT, terutama pada BREN. Bahkan, akhir pekan ini, Jumat (8/12/2023), saham BREN sempat melesat ke level Rp8.175 sehingga menjadikan nilai kapitalisasi pasarnya mencapai Rp1.094 triliun.
Lonjakan tersebut menjadikan BREN sempat menyentuh tahta emiten dengan nilai market cap terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) mengalahkan penghuni lama yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang turun ke Rp1.078,66 triliun.
Namun, di akhir perdagangan, saham BREN kembali turun ke posisi Rp8.050 sehingga nilai kapitalisasi pasarnya menjadi Rp1.076,98 triliun. Dengan posisi tersebut, saham BREN tercatat sudah melesat 932% dibanding harga perdananya saat tercatat pada 9 Oktober 2023 lalu yang senilai Rp780.
Sementara itu, saham PGEO Jumat kemarin melesat 7,34% ke level Rp1.170. Meski tidak setinggi BREN, dengan posisi tersebut, saham PGEO kini juga sudah naik cukup tinggi, yakni 34% dari harga IPO pada 24 Februari 2023 lalu yang sebesar Rp875.
Esports menjadi pasar yang potensial untuk sejumlah sektor bisnis di Tanah Air. Industri permainan gim mobile ini terus bertumbuh dan meraih banyak penggemar dari berbagai kalangan usia. Alhasil, sejumlah perusahaan teknologi dan telekomunikasi pun berlomba-lomba memperebutkan ceruk keuntungan di dalamnya melalui berbagai kreasi.
Global Market Games Reports Newzoo mencatat nilai pasar gim global pada Oktober 2023 mencapai US$184 miliar. Diperkirakan nilainya akan menjadi US$205,7 miliar pada 2026.
Sementara itu, Kemenparekraf mencatat, pada 2022 transaksi gim di seluruh dunia mencapai Rp3.500 triliun dan di Indonesia mampu mencapai Rp30 triliun.
Head Of Marketing Youth Segment PT. XL Axiata Tbk. Nahdiah Estu Pawestri mengatakan, berdasarkan data Newzoo, nilai industri esports di Indonesia mencapai US$2,5 miliar.
Mengukur Daya Beli Akhir Tahun Lewat Harbolnas
Hari Belanja Nasional pada periode 10-12 Desember ini menjadi momentum akhir peningkatan volume belanja masyarakat. Para pelaku e-commerce beradu strategi menggaet minat konsumen bertransaksi.
Di tengah desas-desus menurunnya daya beli masyarakat, pelaku industri lokapasar masih optimis menangkap kenaikan nilai transaksi. Hal ini terlihat dari target yang dipatok Indonesian E-Commerce Association.
idEA menargetkan nilai transaksi pada masa Harbolnas yakni mulai periode 10 – 12 Desember 2023 mencapai Rp25 triliun. Target tersebut meningkat 11,2% dibandingkan dengan nilai transaksi Harbolnas tahun lalu senilai Rp22,2 triliun.
Nilai transaksi selama Harbolnas memang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2016, transaksi Harbolnas menyentuh Rp6 triliun, kemudian naik menjadi Rp8 triliun pada 2017. Setahun kemudian, volume belanja publik meningkat hingga Rp12 triliun.