Bisnis.com, JAKARTA - Produsen baja lapis PT Saranacentral Bajatama Tbk. (BAJA) menorehkan kinerja moncer dengan sukses memangkas kerugian per kuartal III/2023. Perseroan pun tengah merancang berbagai strategi untuk mencapai profitabilitas.
Berdasarkan laporan keuangan di laman BEI, rugi periode berjalan BAJA turun signifikan 80% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp12,52 miliar per 30 September 2023, dibanding periode sama 2022 yang merugi sebesar Rp62,5 miliar.
Manajemen BAJA mengungkapkan, strategi perseroan di antaranya yaitu meningkatkan kualitas produk untuk masuk ke niche market seperti project roofing, electronic, hingga ducting AC central.
Selain itu, perseroan mengatakan akan mewaspadai isu atau kondisi yang dapat memengaruhi harga komoditas, dan selalu cermat dalam membeli bahan baku. Hal itu sebagai upaya untuk meningkatkan gross profit.
"Perseroan juga fokus terhadap penjualan proyek, dan mengurangi penjualan pada segmen retail," tulis manajemen BAJA dalam materi paparan publik dikutip Senin, (11/12/2023).
Di lain sisi, pendapatan BAJA terpantau turun tipis 10% yoy menjadi Rp718,85 miliar, dibanding periode per kuartal III/2022 sebesar Rp798,74 miliar.
Baca Juga
Secara rinci berdasarkan segmen, pendapatan BAJA ditopang dari penjualan saranalum sebesar Rp632,25 miliar, diikuti saranawarna sebesar Rp65,62 miliar, non-produksi Rp19,23 miliar, dan galvanis Rp1,74 miliar.
Sedangkan berdasarkan segmen geografis, penjualan BAJA di wilayah Jawa mendominasi dengan nilai Rp490,60 miliar, diikuti Sulawesi Rp119,75 miliar, Nusa Tenggara Rp45,59 miliar, Kalimantan Rp37,61 miliar, Sumatra Rp20,09 miliar, serta Bali dan Papua masing-masing Rp4,36 miliar dan Rp816,97 juta.
Perseroan juga berhasil memangkas beban pokok 13,40% menjadi Rp716,41 miliar pada 9 bulan pertama 2023, dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp827,28 miliar.
Alhasil, BAJA mencetak laba bruto sebesar Rp2,44 miliar, atau berbalik dari kerugian kotor pada periode kuartal III/2022 sebesar Rp28,53 miliar.
Berdasarkan neraca, total aset BAJA turun menjadi Rp602,06 miliar per 30 September 2023, dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp731,34 miliar.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp501,5 miliar, dibanding posisi akhir 2022 sebesar Rp621,15 miliar. Sedangkan ekuitas turun menjadi Rp100,55 miliar, dibanding Desember 2022 sebesar Rp110,18 miliar.