Bisnis.com, JAKARTA - Penerbitan obligasi korporasi diprediksi semarak pada 2024 mendatang dengan nilai tembus Rp140 triliun. Hal tersebut dipicu oleh ekspektasi melandainya suku bunga acuan.
Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas Isfhan Helmy mengatakan, ramainya korporasi yang akan menerbitkan surat utang pada tahun depan berpotensi melampaui capaian sepanjang 2023.
"Kami berpandangan bahwa penerbitan obligasi korporasi dan sukuk korporasi pada tahun 2024 bisa mencapai Rp130 triliun hingga Rp140 trilliun, lebih besar dari estimasi penerbitan obligasi korporasi dan sukuk pada 2023," ujar Isfhan kepada Bisnis, dikutip Minggu, (10/12/2023).
Lebih lanjut dia mengatakan, penerbitan surat utang korporasi diperkirakan lebih banyak pada semester II/2024 seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga acuan, sehingga biaya bunga refinancing atau pembiayaan kembali dapat ditekan.
Sebagai informasi, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed saat ini masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5% dan masih hati-hati untuk menaikkan suku bunga ke depannya. Di lain sisi, Bank Indonesia (BI) juga masih menahan suku bunga BI7DRR di level 6%.
"Penerbit akan lebih menunggu penurunan suku bunga yang diperkirakan baru akan dimulai pada Juni 2024, sehingga biaya bunga refinancing tidak terlalu tinggi," imbuhnya.
Baca Juga
Adapun berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2023 sebanyak 107 emisi dari 57 emiten senilai Rp117,80 triliun.
Dengan pencatatan tersebut, maka total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 542 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp462,74 triliun dan US$72,987 juta, diterbitkan oleh 128 emiten.
Hingga Jumat, (8/12/2023), masih terdapat 17 emisi dari 11 penerbit EBUS yang berada di pipeline obligasi BEI. Sektor finansial mendominasi sebanyak 6 emiten, disusul sektor basic material 3 emiten, sedangkan sektor energi dan properti masing-masing sebanyak 1 emiten.
Sementara itu, mengacu data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) per akhir Oktober 2023, surat utang korporasi yang akan jatuh tempo pada tahun 2024 mendatang mencapai Rp146,12 triliun.
Kepala Divisi Riset Ekonomi Pefindo Suhindarto mengatakan, jumlah nilai jatuh tempo pada 2024 tersebut merupakan yang tertinggi kedua secara historis, setelah posisi tahun 2022 lalu yang mencapai Rp155,19 triliun.
"Tingginya surat utang yang jatuh tempo pada 2024 mendatang menjadi risiko tersendiri bagi perusahaan. Jika tidak dikelola secara cermat, hal ini akan berdampak pada risiko gagal bayar yang meningkat," tulis Suhindarto dalam risetnya dikutip Minggu, (10/12/2023).