Bisnis.com, JAKARTA - Emiten menara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mengumumkan telah menyelesaikan penerbitan Obligasi Berkelanjutan VI Tower Bersama Infrastructure Tahap II Tahun 2023 (Obligasi TBIG VI Tahap II) dalam program obligasi baru senilai Rp20 triliun hari ini, Rabu (6/12/2023).
Total penerbitan Obligasi TBIG VI Tahap II sebesar Rp1,513 triliun, dengan tingkat bunga tetap 6,75% untuk tenor 370 hari. Obligasi TBIG VI Tahap II adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal.
Penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak TBIG, khususnya fasilitas pinjaman revolving US$325 juta dari credit facilities yang ada.
Obligasi TBIG VI Tahap II akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 6 Desember 2023.
TBIG menjelaskan, per 30 September 2023, total pinjaman kotor (gross debt) TBIG, jika bagian pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung nilainya, adalah sebesar Rp27,6 triliun, dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp4,87 triliun.
Dengan saldo kas yang mencapai Rp802 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26,8 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) TBIG menjadi Rp4,06 triliun.
Baca Juga
Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2023 yang disetahunkan, rasio pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,6x.
“Struktur utang kami tetap kokoh dengan harga yang kompetitif, sepenuhnya terlindungi, dan ketersediaan fasilitas yang belum dicairkan. Kami berharap dapat terus mengakses pasar obligasi Rupiah melalui program Rp20 triliun yang berlaku hingga Juli 2025,” kata Helmy Yusman Santoso, Chief Financial Officer TBIG dalam keterangan resminya, Rabu (6/12/2023).
Sebelumnya, Helmy juga mengatakan TBIG sukses menerbitkan obligasi berkelanjutan VI tahap II tahun 2023 senilai Rp1,5 triliun, yang mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed dari investor hingga 150%.
Helmy menuturkan penawaran obligasi yang oversubscribed didorong oleh peringkat TBIG di level AA+ dari Fitch Ratings dan prospek industri menara yang masih menjanjikan.
“Semula TBIG berencana menerbitkan Rp1 triliun. Ternyata hasil bookbuilding bisa lebih dari Rp1,5 triliun. Akhirnya kami putuskan untuk upsize ke Rp1,5 triliun,” ucap Helmy.