Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) menetapkan susunan direksi terbaru dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada Rabu (6/12/2023).
Vale Indonesia menyelenggarakan RUPSLB secara fisik yang diselenggarakan di 25 Hours Hotel The Oddbird, Lantai 9, Ruang Walnut, Jl. Jenderal Sudirman Kav 52-53, Jakarta, 12190, dan juga elektronik melalui aplikasi eASY.KSEI.
Pada RUPSLB tersebut, pemegang saham menerima pengunduran diri Bapak Matt Cherevaty sebagai Direktur Perseroan efektif sejak tanggal 8 September 2023 dengan memberikan pembebasan dan pelunasan sepenuhnya dari tanggung jawab dan segala tanggungan (acquit et de charge) atas tindakan yang dilakukan selama menjabat sebagai Direktur Perseroan.
"Direksi dan Dewan Komisaris INCO menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Matt Cherevaty atas kontribusi yang berharga dan dedikasinya terhadap Perseroan," papar siaran pers INCO.
Susunan Direksi Vale Indonesia (INCO)
- Presiden Direktur : Febriany Eddy
- Wakil Presiden Direktur : Adriansyah Chaniago
- Direktur : Bernardus Irmanto
- Direktur : Vinicius Mendes Ferreira
- Direktur : Abu Ashar
Perseroan akan memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku sehubungan dengan perubahan komposisi Direksi Perseroan tersebut.
Sementara itu, INCO berencana mempertahankan jumlah produksi nikelnya sebesar 70.800 nikel matte pada tahun depan.
Baca Juga
Chief Financial Officer Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan untuk produksi nikel pada 2024, perseroan akan tetap mempertahankan jumlah produksi setara dengan tahun ini. Adapun penyebab utama mandeknya produksi nikel INCO adalah pemeliharaan alat produksi yang memakan waktu lama.
“Faktor utama yang membuat produksi di kisaran 70.000 adalah tingkat pemeliharaan alat produksi. Sebab durasi pemeliharaan pada 2024 dan 2023 akan berbeda. Tahun depan pemeliharaan alat akan memakan waktu lebih lama,” katanya pada Rabu (29/11/2023).
Bernardus menambahkan alasan kedua adalah perusahaan akan berupaya mempertahankan kualitas nikel yang diproduksi. Dengan begitu, target tahun depan ditetapkan tidak jauh berbeda dengan hasil 2023.
Menurutnya, pemeliharaan alat adalah salah satu kunci perseroan bisa tetap menjaga kualitas dan efisiensi produksi. Pasalnya dengan alat-alat produksi yang mumpuni.
Bernadus mengatakan dengan alat produksi yang terpelihara, Vale Indonesia dapat memaksimalkan produksi pada tahun-tahun berikutnya. “Kami harapkan pemiliharaan bisa selesai secepat mungkin,” katanya.
Emiten pertambangan nikel, PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) membukukan laba bersih sekitar Rp3,42 triliun per kuartal III/2023. Adapun konsensus analis di Bloomberg didominasi rekomendasi beli untuk saham INCO.
Berdasarkan konsensus data Bloomberg Terminal per 30 Oktober 2023, sebanyak 19 analis atau 63,3 persen merekomendasikan beli saham INCO. Sementara itu, 10 analis atau 33,3 persen merekomendasikan tahan, dan 1 analis lainnya atau 3,3 persen merekomendasikan jual.
Target harga saham INCO selama 12 bulan ke depan berada di level Rp6.900 dengan harga terakhir di level Rp5.100. Sementara itu, peluang return atau imbal hasil INCO sebesar 35,3 persen.