Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinarmas AM Bidik Dana Kelolaan Rp66 Triliun pada 2024

PT Sinarmas Asset Management menargetkan perolehan dana kelolaan tembus Rp66 triliun pada tahun 2024 mendatang.
PT Sinarmas Asset Management menargetkan perolehan dana kelolaan tembus Rp66 triliun pada tahun 2024 mendatang.
PT Sinarmas Asset Management menargetkan perolehan dana kelolaan tembus Rp66 triliun pada tahun 2024 mendatang.

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi Grup Sinar Mas, PT Sinarmas Asset Management menargetkan perolehan dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) tembus Rp66 triliun pada tahun 2024 mendatang.

Head of Investment Specialist Sinarmas AM Domingus Sinarta Ginting mengatakan, hingga November 2023, perusahaan telah mengelola dana sebesar Rp56,2 triliun dengan jumlah pertumbuhan investor lebih dari 20.000 nasabah.

Adapun, capaian dana kelolaan tersebut sudah termasuk produk reksa dana Kontrak Pengelolaan Dana (KPD), dan Dana Investasi Real Estat (DIRE).

"Untuk tahun 2024 kami memproyeksikan dana kelolaan dapat mencapai Rp66 triliun atau tumbuh sebesar 15%," ujar Domingus kepada Bisnis, Rabu, (6/12/2023).

Lebih lanjut dia mengatakan, pada 2024 diprediksi industri reksa dana dapat tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2023, sebab kekhawatiran terkait inflasi tinggi dan suku bunga tinggi secara global sudah mereda sehingga hal itu akan menjadi katalis positif untuk kinerja reksa dana.

Sebagaimana diketahui, Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed saat ini masih menahan suku bunga acuan di kisaran 5,25%-5,5% dan masih hati-hati untuk menaikkan suku bunga ke depannya. Sedangkan Bank Indonesia (BI) juga masih menahan suku bunga BI7DRR di level 6% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI November 2023.

Domingus mengatakan, sepanjang 2023 kinerja reksa dana sangat dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian pada pasar global dikarenakan langkah yang dilakukan The Fed dengan kebijakan suku bunga tinggi untuk menurunkan inflasi. 

Terlebih, ditambah dengan perlambatan ekonomi China, disertai perang antara Israel-Hamas di Timur Tengah yang juga berpengaruh ke pasar modal, termasuk Indonesia. Hal itu menurutnya berdampak signifikan terhadap reksa dana berbasis saham.

Menurutnya untuk 2024 mendatang, kinerja reksa dana masih sangat dipengaruhi oleh kondisi pasar ke depan. Namun ekspektasi inflasi di negara-negara maju dan Amerika Serikat melandai, serta adanya potensi The Fed untuk mulai menurunkan suku bunga menjadi angin segar untuk industri reksa dana.

"Ini menjadi hal positif bagi pasar modal dan akan terlihat pada kinerja reksa dana diharapkan dapat tumbuh lebih baik di tahun 2024 baik reksa dana berbasis saham, campuran, maupun obligasi," pungkasnya.

Adapun, sebagai salah satu strategi untuk mengerek dana kelolaan, Sinarmas Asset Management juga tengah mempertimbangkan untuk memperluas cakupan bisnis ke produk investasi berbasis kolektif dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) sebagaimana diatur dalam UU P2SK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper