Bisnis.com, JAKARTA – Momentum rebalancing indeks MSCI periode November 2023 membuat saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) diborong investor asing sehingga harganya terus menanjak. Aksi net buy asing juga diikuti degan peningkatan volume perdagangan yang signifikan.
Penyesuaian indeks MSCI ditetapkan pada 30 November 2023 dan efektif pada 1 Desember 2023. Saat rebalancing, harga saham ARTO ditutup flat di Rp3.200. Namun di sepanjang perdagangan, harga sempat menyentuh Rp 3.260 sebagai level tertinggi intraday. Volume perdagangan mencapai 128,9 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 413,7 miliar.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, atau hari pertama ARTO berada dalam MSCI, harga saham lompat 9,06% ke level Rp3.490. Volume perdagangan mencapai 85,7 juta lembar dengan nilai transaksi tembus Rp284,3 miliar. Asing pun kembali melakukan beli bersih senilai Rp14,83 miliar, melanjutkan hari sebelumnya dengan net foreign buy Rp70,6 miliar.
Nilai net buy asing di saham ARTO saat rebalancing merupakan yang terbesar dalam satu bulan terakhir. Aksi borong asing serta lonjakan volume yang wajar saat terjadi rebalancing indeks MSCI tersebut sudah diantisipasi oleh analis.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis mengatakan kenaikan hal tersebut sesuai ekspektasi pasar karena saat investor asing masuk membuat volume pembelian juga meningkat. Hal tersebut sebagai konsekuensi dari inklusi saham MSCI.
Azis menambahkan saham ARTO sempat keluar dan sekarang masuk lagi menjadi konstituen indeks MSCI. Hal ini membuktikan bahwa likuiditas transaksi ARTO masih terjaga dan berbagai kriteria seperti market cap dari free float kembali terpenuhi.
Baca Juga
Pada Februari 2023 saham ARTO sempat terdepak dari indeks MSCI. Saat pengumuman rebalancing dan saham ARTO terdepak, harga sahamnya sempat jatuh menyentuh Auto Reject Bawah (ARB). Bahkan harganya masuk fase bearish dengan penurunan lebih dari 20% dalam dua pekan.
Kontras dengan saat keluar dari indeks MSCI pada Februari, saham bank digital yang terintegasi dengan ekosistem PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk ini mengalami peningkatan sebesar 56% sejak pengumuman hingga batas tanggal penyesuaian atau rebalancing.
Selain sentimen inklusi ke dalam indeks MSCI, analis juga sepakat menilai prospek kinerja fundamental ARTO masih akan bagus hingga akhir tahun. Bahkan tak sedikit yang memproyeksi kinerja bank digital tersebut akan lebih cemerlang di tahun 2024. Hal ini tak terlepas dari semakin intensnya kolaborasi Jago dan GOTO terutama di bisnis finansial. Terakhir, kedua nya merilis GoPay Tabungan by Jago.
Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan CFA dalam laporan risetnya menilai tahun 2024 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi Bank Jago lantaran penyaluran kredit terutama melalui mitra strategis GTF (GoTo Financials) akan tercatat di neraca perusahaan.
“Katalis bagi ARTO adalah pertumbuhan pinjaman yang lebih kuat dari perkiraan, yang akan meningkatkan ukuran aset dan mengoptimalkan rasio pinjaman terhadap aset ke tingkat yang lebih optimal,” tulis Erni dalam risetnya.
Di sisi lain Ia juga menambahkan bahwa ARTO berpotensi mempertahankan proyeksi bahwa bank digital itu akan mampu mempertahankan NIM (Net Interest Margin) sebesar dobel digit seiring dengan likuiditas yang melimpah terutama CoF (Cost of Fund) dan imbal hasil aset yang tetap terjaga.