Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang batu bara Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) mengungkap sejumlah faktor yang membuat pendapatan perusahaan mengalami penurunan sepanjang Januari-September 2023.
Hingga kuartal III/2023, BUMI meraih pendapatan sebesar US$1,17 miliar atau setara Rp18,34 triliun (estimasi kurs Rp15.625 per dola AS). Raihan pendapatan ini turun 15,78% year-on-year (YoY) dari periode tahun sebelumnya yakni US$1,39 miliar.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava menjelaskan melemahnya pendapatan perusahaan disebabkan oleh harga batu bara yang turun tajam dibandingkan dengan patokan harga pada tahun lalu.
Selain itu, ketidakpastian pasar batu bara diikuti dengan situasi serta kondisi geopolitik dan ekonomi global juga dinilai menjadi faktor yang melemahkan pendapatan BUMI.
“Kendati produksi dan penjualan meningkat 5% dari tahun lalu, harga batu bara yang anjlok 28% berdampak signifikan pada kondisi pasar batu bara yang bergejolak,” ujar Srivastava dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (30/11/2023).
Dia menambahkan bahwa perseroan juga menanggung pembayaran royalti 32% dari pendapatan, pajak, subsidi harga domestik, tingginya harga bahan bakar, persediaan dan tingginya produksi di India, China, dan Indonesia.
Baca Juga
Di sisi lain, beban pokok pendapatan per September 2023 mencapai US$1,09 miliar atau menurun dari tahun sebelumnya US$1,10 miliar. Namun, laba bruto BUMI tergerus menjadi US$78,92 juta dari sebelumnya US$294,27 juta.
Setelah dikurangi berbagai beban lainnya, BUMI mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$58,26 juta atau setara Rp910,31 miliar. Laba bersih BUMI anjlok 83,78% dari sebelumnya US$365,49 juta per September 2022.
Hingga kuartal III/2023, kas dan setara kas BUMI turun menjadi US$60,22 juta. Salah satunya karena BUMI menggunakan kas neto untuk operasi US$168,32 juta, dari sebelumnya mendapat kas neto dari aktivitas operasi US$76,01 juta.
Sementara itu, total aset BUMI mengalami penurunan menjadi US$4,18 miliar per September 2023 atau dari posisi US$4,48 miliar pada akhir 2022. Per September 2023, ekuitas BUMI mencapai US$2,81 miliar, sementara liabilitas US$1,37 miliar.